Ramai-ramai Kritik Gus Yaqut soal Kemenag Hadiah dari Negara untuk NU

26 Oktober 2021 7:52 WIB
·
waktu baca 9 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas  di Solo. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas di Solo. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas atau akrab disapa Gus Yaqut kembali mengeluarkan pernyatan kontroversial.
ADVERTISEMENT
Kali ini, ia berbicara soal asal-usul pembentukan Kemenag pada awal kemerdekaan RI, yang disebut merupakan hadiah negara untuk NU.
Pernyataan ini diucapkan Gus Yaqut saat acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10).
"Kemenag itu hadiah negara untuk NU bukan untuk umat Islam secara umum tapi spesifik untuk NU. Jadi wajar kalau NU itu memanfaatkan peluang yang ada di Kemenag," jelas Gus Yaqut.
Gus Yaqut sudah memberikan klarifikasi terhadap pernyataan itu. Menurutnya pernyataan itu disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU. Tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.
“Itu saya sampaikan di forum internal. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami-istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara internal,” kata Gus Yaqut di Solo.
ADVERTISEMENT
“Memberi semangat itu wajar. Itu forum internal. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar, lalu digoreng ke publik. Itu forum internal, konteksnya untuk menyemangati,” sambungnya.
Meski begitu, pernyataan Gus Yaqut sudah telanjur menjadi polemik dan perdebatan di tengah masyarakat. Banyak pihak menyayangkan pernyataan itu.
Jusuf Kalla saat menjawab pertanyaan wartawan di Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara. Foto: Dok. Istimewa
Ketua Dewan Masjid Indonesia, Jusuf Kalla, atau akrab disapa JK itu memberikan tanggapan. Menurut JK, kehadiran Kemenag bukanlah hadiah untuk NU saja, tapi untuk semua agama.
"Itu bukan hadiah, (Kemenag) itu merupakan keharusan karena negeri ini berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa,. Hingga tentunya semua agama sangat penting untuk diayomi," ujar JK saat berkunjung ke Rumah Dinas Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi.
Maka dari itu, Wapres ke-10 dan ke-12 RI itu menegaskan Kemenag harus mengayomi seluruh agama di Indonesia, dan bukan sekadar organisasi keagamaan tertentu saja.
ADVERTISEMENT
"Bukan hanya untuk NU tapi untuk semua agama dan semua organisasi keagamaan itu diayomi pemerintah lewat Kementerian Agama," tegas JK.
Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan menghadiri Rakernas PAN. Foto: Dok. PAN

Zulhas Nilai Ucapan Gus Yaqut Berbahaya dan Keliru

Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan mengatakan, pernyataan Gus Yaqut itu tidak berdasar dan tidak bijaksana.
"Sebagai pembantu presiden, pikirannya harus pikiran kebangsaan. Harus untuk bangsa, bukan golongan tertentu,” kata Zulhas.
Selain itu, Gus Yaqut mengatakan sejarah pendirian Kemenag adalah buah hasil peran NU sebagai juru damai pasca pencoretan tujuh kata dalam Piagam Jakarta tidak beralasan. Zulhas juga menilai argumen ini tak beralasan bahkan melenceng dari sejarah.
“Ini berbahaya, bisa memunculkan tafsir sejarah yang keliru. Karena banyak peran ulama lintas organisasi dan kelompok di sana,” ujar Zulhas.
ADVERTISEMENT
“Apalagi mengatakan bahwa Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU secara spesifik, bukan untuk umat Islam. Ini keliru. Perlu diluruskan,” imbuh dia.
Lebih lanjut, Zulhas memandang Kemenag sebagai instrumen negara yang bertugas mengayomi dan memastikan kehidupan beragama di Indonesia berjalan baik. Artinya, Kemenag bukan hanya untuk umat Islam saja.
Ketua tim hukum TKN, Yusril Ihza Mahendra (kanan) saat konferensi pers terkait putusan MK. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan

Yusril Sentil Gus Yaqut soal Kemenag Hadiah Negara untuk NU: Bikin Gaduh Saja

Pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra, mengatakan pernyataan Gus Yaqut ini tidak ada manfaatnya. Sebab hanya membuat gaduh masyarakat.
"Ucapan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tentang Kemenag bukan "hadiah" kepada umat Islam pada umumnya, tetapi hadiah khusus untuk NU hanya bikin gaduh saja," kata Yusril.
"Ucapan seperti itu tidak ada manfaatnya bagi kemaslahatan umat Islam dari ormas mana pun juga," tambah dia.
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PBB itu kemudian menyinggung istilah zaman Orde Baru. Yusril menegaskan, ucapan Menag dapat mengganggu kerukunan internal umat beragama.
"Padahal salah satu tugas Kementerian Agama adalah menjaga dan memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama," ucap Yusril.
Gus Yaqut sebelumnya menyebut Kemenag muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta. Kemudian dalam masalah itu, muncul juru damai yakni Wahab Chasbullah dari NU hingga akhirnya terbentuk Kemenag.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam Peringatan Hari Santri. Foto: Kemenag RI
Yusril lantas menyoroti pernyataan itu. Menurut dia, sejarah terbentuknya Kemenag kurang lebih sama seperti apa yang dijelaskan dalam website resmi mereka.
ADVERTISEMENT
"Saya tunjukkan link Sejarah Kementerian Agama di web Kementerian Agama sendiri. Apa yang ditulis di situ, hemat saya mendekati kebenaran sejarah pembentukan Kementerian Agama," kata Yusri.
"Bagi saya yang mempelajari hukum tata negara dan sejarah ketatanegaraan RI, keberadaan Kementerian Agama itu bukanlah "hadiah" dari siapa pun. Keberadaan Kementerian Agama itu adalah konsekuensi logis dari negara berdasarkan Pancasila yang kita sepakati bersama," tutur dia.
K.H. Cholil Nafis Foto: Dok: K.H. Cholil Nafis

Ketua MUI: Tak Mau Akui Kesalahan Berat Sebagai Pemimpin

Gus Yaqut sudah memberikan klarifikasi terhadap pernyataan itu. Menurutnya pernyataan itu disampaikan dalam forum internal keluarga besar NU. Tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren.
Meski begitu, Ketua MUI Cholil Nafis menilai pernyataan itu tetap tidak tepat diucapkan oleh seorang menteri.
ADVERTISEMENT
"Meskipun untuk internal tetaplah tak benar dan tak elok. Kan sudah jelas acaranya via zoom dan disiarkan TV. Tak mau mengalah dan mengakui kesalahan itu berat sebagai pemimpin," tulis Cholil Nafis.
Cholil mengakui banyak tokoh NU yang berjasa dalam mendirikan Kemenag. Namun menurutnya perjuangan tokoh-tokoh NU tersebut pun tak hanya ditujukan khusus untuk NU.
“Tokoh-tokoh NU berjasa itu untuk bangsa bukan hanya untuk NU saja. Kiai Hasyim Asy’ari mengeluarkan resolusi jihad untuk semua golongan,” ujarnya.
“Meskipun NU banyak bersentuhan dengan urusan Kementerian Agama tapi tak berarti harus dikuasai oleh NU. NU itu jam’iyah sedari dulu untuk semua golongan,” tambah dia.
Cholil mengingatkan jika masing-masing golongan mengeklaim kementerian dan lembaga negara maka semangat NKRI dan kebinekaan akan sirna.
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay. Foto: Dok. Pribadi

Sebaiknya Gus Yaqut Minta Maaf

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketua Fraksi PAN DPR, Saleh Daulay, menilai pernyataan Gus Yaqut hanya menimbulkan polemik dan kontroversi. Menurut dia, pernyataan itu tidak sepantasnya disampaikan oleh pejabat negara.
"Kalau disebut hadiah bagi NU, terkesan bahwa Gus Yaqut ingin mengatakan bahwa Kementerian Agama hanya milik NU saja. Kelompok lain hanya pelengkap dan bagian yang diatur. Tidak memiliki peran dan partisipasi apa pun dalam konteks membangun kehidupan umat beragama di Indonesia," kata Saleh.
Ia menuturkan, selain tidak memiliki landasan historis yang benar, pernyataan itu dapat menimbulkan sikap eksklusivitas di tengah masyarakat. Hal ini dikhawatirkan akan mendorong munculnya sekelompok orang tertentu yang merasa lebih hebat dari kelompok lainnya.
"Faktanya, ada banyak ormas dan elemen umat Islam yang sama-sama ikut berjuang untuk kemerdekaan, untuk persatuan Indonesia. Sejatinya semua kelompok itu sama di mata hukum dan pemerintahan. Termasuk dalam hal ini seluruh umat beragama yang ada di Indonesia. Mereka adalah bagian integral yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Indonesia," jelasnya.
Menag rilis Buku Pedoman Penguatan Moderasi Beragama di Lembaga Pendidikan. Foto: Kemenag RI
Karena itu, eks Ketum PP Pemuda Muhammadiyah ini berharap Presiden Jokowi dapat memberikan teguran dan peringatan. Sebab, pernyataan-pernyataan seperti ini dapat menjadi preseden buruk di kemudian hari. Jika itu terjadi, akan menyisakan banyak persoalan kebangsaan yang tidak mudah diselesaikan.
ADVERTISEMENT
Saleh menuturkan sebaiknya Gus Yaqut menyampaikan permohonan maaf atau meluruskan mispersepsi yang sempat muncul di tengah masyarakat. Menurutnya, itu adalah sikap terbaik yang perlu dicontohkan oleh para tokoh dan pejabat kita.
"Sebaiknya minta maaf saja. Atau meluruskan mispersepsi yang ada. Itu tidak akan mengurangi apa pun. Justru bisa menaikkan wibawa dan sikap kenegarawanan," kata dia.
Saleh pun meminta Gus Yaqut untuk fokus bekerja mengurus persoalan umat. Ia menyebut akan lebih produktif jika energi yang ada dipergunakan untuk memperbaiki kualitas pendidikan agama, kualitas pelayanan haji, peningkatan toleransi dan hubungan antar/intra umat beragama, dan banyak lagi aspek kehidupan keagamaan lainnya.
Sekretaris Jenderal DPP PPP, Arsul Sani. Foto: Fitra Andrianto/kumparan

PPP Kritik Gus Yaqut soal Kemenag Hadiah NU: Bukan Satu-satunya yang Berperan

Waketum PPP Arsul Sani ikut mengkritik pernyataan Gus Yaqut. Arsul menilai, banyak elemen-elemen Islam lainnya yang telah berperan besar dalam mendirikan Kemenag dalam sejarah.
ADVERTISEMENT
“Pernyataan Menag bahwa Kemenag berdiri sebagai hadiah negara untuk NU ‘menyederhanakan’ sejarah berdirinya Kemenag,” kata Arsul.
“Jika kita membaca dengan teliti sejarah berdirinya Kemenag pasca kita merdeka, kesimpulan yang paling logis tentang Kemenag adalah bahwa berdirinya kementerian yang mengurusi masalah agama ini merupakan bagian dari perjuangan panjang seluruh elemen umat Islam pada saat itu,” imbuh dia.
Arsul mengatakan perjuangan berdirinya Kemenag dimulai sejak persiapan-persiapan kemerdekaan dilakukan oleh berbagai tokoh Islam. Mereka saling berinteraksi dan juga berinteraksi dengan nasionalis baik di dalam maupun di luar sidang-sidang BPUPKI dan PPKI.
Diakuinya tokoh-tokoh NU saat itu sangat berperan. Apalagi Menag pertama dalam Kabinet Presidensial Soekarno adalah K.H. Wahid Hasyim, ayah Gus Dur yang merupakan putra pendiri NU Hadratussyaikh, KH Hasyim Asyari.
ADVERTISEMENT
Namun, Arsul menekankan selain itu ada tokoh-tokoh Muhammadiyah hingga Syarikat Islam yang juga sangat menentukan pertumbuhan Kemenag.
Arsul mengingatkan demi persatuan bangsa, Gus Yaqut harusnya menyampaikan bahwa berdirinya Kemenag adalah buah jerih payah seluruh pejuang Islam di masa kemerdekaan. Bahkan menurutnya, perjuangan pemeluk agama di luar agama Islam tak boleh dilupakan.
Wakil Ketua DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Foto: Dok. Pribadi

Pimpinan DPR Sindir Gus Yaqut: Jaga Suasana Agar Rakyat Tak Bingung

Wakil Ketua DPR RI Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, tak setuju dengan pernyataan Gus Yaqut tersebut. Ia menegaskan bahwa menurut sejarah, Kemenag dibuat untuk seluruh agama.
“Secara historis, nomenklatur Kemenag itu, kan, memang dibuat untuk semua jenis agama di Indonesia,” kata Dasco.
Dia meminta semua kementerian saat ini dapat mengutamakan penanganan COVID-19. Adapun fokus kepada tugas masing-masing dan menjaga perasaan masyarakat di masa pandemi yang belum usai.
ADVERTISEMENT
“Kita imbau agar semua kementerian menjalankan tupoksi masing-masing. Mari menjaga supaya semua teduh dan sejuk dalam keadaan pandemi COVID-19 ini,” ucap Ketua Harian Gerindra itu.
"Mari kita sama-sama menjaga suasana agar rakyat kita tidak bingung," pungkasnya.
Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi di Kepatihan Pemda DIY, Senin (25/10). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan

Kepala BPIP: No Comment, Sesama Pembantu Presiden

Kepala BPIP Yudian Wahyudi dimintai tanggapan terkait masalah ini. Ia memilih tidak banyak berkomentar.
"Saya no comment, itu sesama anu, ya, sesama pembantu Presiden," kata Yudian saat ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Senin (25/10).
Mantan Rektor UIN Sunan Kalijaga itu enggan berkomentar karena khawatir akan menjadi masalah baru lagi.
"Saya ndak anulah, saya enggak perlu berkomentar soal itu. Supaya tidak menambah masalah baru nanti gitu," ucap Yudian yang pernyataannya beberapa waktu lalu juga pernah memicu kontroversi itu.
ADVERTISEMENT
"Karena bagaimanapun Kemenag - BPIP itu sama-sama pembantu Presiden," tegas Yudian.
Begitu pula saat diminta saran atas pro kontra kasus ini, Yudian menolak berkomentar.
"Enggak [komentar] saya untuk sementara, supaya tidak menjadi masalah nanti, malah yang nggak penting lebih penting," pungkasnya.