Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
ADVERTISEMENT
Sejumlah lembaga negara terkena efisiensi anggaran. Hal ini pun membuat mereka menekan pengeluaran operasional hingga biaya gaji honorer. Sejauh mana hal ini berdampak, berikut rangkumannya:
ADVERTISEMENT
Komisi Yudisial Hanya Mampu Gaji Pegawainya Sampai Oktober 2025 Imbas Efisiensi
Komisi Yudisial termasuk salah satu lembaga negara yang terkena efisiensi anggaran berdasar Instruksi Presiden No 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
Ketua Komisi Yudisial (KY) Amzulian Rifai mengatakan, kebijakan ini membuat lembaganya harus menekan pengeluaran operasional.
"Segala hal (terdampak) karena dengan anggaran yang ada, operasional saja sehari-hari itu agak terganggu," kata Amzulian usai rapat bersama Komisi III DPR RI, di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (10/2).
Menurutnya efisiensi membuat anggaran lembaganya menjadi pas-pasan. Bahkan gaji pegawai hanya cukup hingga Oktober 2025.
Meski begitu, Amzulian tak merinci lebih lanjut saja kebijakan yang diterapkan imbas pemangkasan anggaran ini.
ADVERTISEMENT
"Gaji pegawai saja, itu hanya cukup sampai bulan Oktober. Saya tadi dapat kabar, BBM kami mulai bulan depan beli sendiri. Keteteran kami," katanya.
Awalnya, KY mendapatkan anggaran sebesar Rp 184 miliar. Tapi, berdasarkan arahan Kementerian Keuangan, anggaran lembaganya terpaksa dipotong hingga 54 persen.
"Saya yakin seluruh kementerian dan lembaga pada posisi yang sama, kami akan jalankan. Sesuai dengan kebijakan negara tentu saja. Karena kami bagian dari negara ini," pungkasnya.
Sejumlah Pegawai Honorer LPSK Keluhkan Efisiensi, Khawatir Dipecat
Sejumlah pegawai honorer Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang tergabung dalam Ikatan Pegawai LPSK mengeluhkan terkait adanya kebijakan efisiensi anggaran.
Buntut adanya kebijakan tersebut, para pegawai LPSK menyampaikan aspirasinya kepada jajaran pimpinan. Penyampaian aspirasi itu berlangsung di lobi Kantor LPSK, Jakarta Timur, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, sejumlah anggota Ikatan Pegawai LPSK itu turun langsung menyampaikan keluhannya di hadapan pimpinan LPSK. Tampak hadir Ketua LPSK Brigjen Pol (Purn) Achmadi, dan didampingi oleh pimpinan lainnya, yakni Anton PS Wibowo, Sri Suparyati, Susilaningtias, Wawan Fahrudin, Mahyudin, Sri Nurherwati, serta Plt Sekjen LPSK Budi Achmad Djohari.
Ketua Ikatan Pegawai LPSK Tomy Permana, meminta pimpinan LPSK berani mengambil sikap terkait layanan perlindungan saksi dan korban.
"Sebagaimana kita tahu bahwa kebijakan dari pemerintah untuk pemotongan yang dibalut dengan efisiensi anggaran di seluruh kementerian dan lembaga, ini kan berdampak berimbas terhadap layanan perlindungan yang diberikan LPSK kepada para saksi dan korban," ujar Tomy dalam aspirasi yang disampaikannya, di Kantor LPSK, Jakarta Timur, Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
Ketua KPU RI Ungkap Kena Efisiensi Rp 900 M: dari Urusan Gaji Sampai Semuanya
KPU menjadi salah satu lembaga yang terdampak efisiensi anggaran. Anggaran KPU dipotong Rp 900 miliar dari pagu anggaran 2025 sebesar Rp 3 triliun.
“Hampir 900 miliar untuk di KPU,” kata Ketua KPU Mochamad Afifuddin kepada wartawan di Kantor KPU, Jakarta, Senin (10/2).
Afif mengatakan, efisien anggaran berlaku untuk seluruh satuan kerja hingga tingkat KPU daerah.
“Rp 3,1 T atau Rp 3,2 T dikurangi Rp 900 miliaran. Itu untuk se-Indonesia ya. Untuk se-Indonesia jadi seluruh KPU lah. Dari urusan gaji sampai semuanya,” ucapnya.
Imbas efisiensi tersebut, lanjut Afif, sekarang kegiatan-kegiatan KPU lebih banyak dilakukan di kantor. Ia juga memastikan efisiensi anggaran tak mengganggu aktivitas Pilkada yang saat ini masih sedang dalam proses.
ADVERTISEMENT
“Seluruh kegiatan kami upayakan sekarang dilaksanakan di kantor KPU dengan prinsip efisien dan saya kira teman-teman juga sudah menyesuaikan dan kita tidak terganggu dari sisi aktivitas karena sekarang di daerah-daerah masih mengikuti seluruh skema aktivitas dengan pelaksanaan Pilkada,” ujarnya.