Ramai-ramai Tutup Tempat Wisata yang Tuai Polemik karena Sempat Buka saat Corona

17 Mei 2021 7:31 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Semua obyek wisata di Kabupaten Indramayu ditutup sementara. Foto: ANTARANEWS
zoom-in-whitePerbesar
Semua obyek wisata di Kabupaten Indramayu ditutup sementara. Foto: ANTARANEWS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemerintah melarang masyarakat mudik lebaran demi menekan penularan COVID-19. Keputusan ini berlaku sejak 6 Mei hingga 17 Mei mendatang.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pemerintah tetap mengizinkan tempat wisata dibuka secara normal. Hal itu kemudian memicu polemik di tengah masyarakat.
Polemik dipicu karena tempat wisata di Ibu kota dan di sejumlah provinsi di Indonesia tampak membeludak.
Akibat memicu polemik, seluruh tempat wisata di Indramayu, Jawa Barat, ditutup sementara mulai Minggu (16/5). Keputusan itu diambil untuk mengantisipasi kasus corona dari klaster kawasan tempat pariwisata.
Petugas medis melakukan tes Antigen kepada pengunjung di obyek wisata Purwahamba Indah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/5/2021). Foto: Oky Lukmansyah/Antara Foto
Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu Rinto Waluyo mengatakan keputusan tersebut berdasarkan kesepakatan Forkopimda.
"Keputusan ini (penutupan objek wisata) kami ambil karena ingin melindungi masyarakat, agar tidak terpapar COVID-19 sekaligus mengantisipasi jangan sampai terjadi lonjakan kasus yang sama," kata Rinto.
Ia menambahkan, langkah itu diambil agar tak ada pencampuran kasus COVID-19 dari luar Kabupaten Indramayu.
ADVERTISEMENT
"Kita tidak ingin seperti daerah atau negara lain, di mana banyaknya massa yang berkerumun di tempat yang sama mengakibatkan tingginya kasus COVID-19," tambahnya.
Ia menegaskan, Satgas COVID-19 telah mengeluarkan SE terkait Penutupan lokasi objek wisata. Hanya saja, aturan itu tidak dipatuhi oleh pengelola.
Gubernur Banten Wahidin Halim . Foto: Dok. Istimewa

Gubernur Banten Tutup Semua Lokasi Wisata Hingga 30 Mei

Langkah serupa kemudian diikuti oleh Banten. Gubernur Banten Wahidin Halim menginstruksikan penutupan lokasi wisata hingga 30 Mei 2021.
Hal itu dilakukan setelah membeludaknya wisatawan di sejumlah lokasi wisata yang dikhawatirkan menyebabkan klaster baru dalam penyebaran COVID-19.
Aturan itu tertuang pada Surat Instruksi Gubernur Banten Nomor 556 /901-DISPAR / 2021 tentang Penutupan Sementara Destinasi Wisata Dampak Libur Hari Raya Idul Fitri Tahun 2021 di Provinsi Banten.
ADVERTISEMENT
"Sesuai hasil monitoring mengenai perkembangan terhadap kunjungan wisatawan di sejumlah destinasi wisata yang terdapat di Kabupaten dan Kota se-Provinsi Banten, hasilnya monitoring tersebut mengindikasikan terdapat antusiasme kunjungan wisatawan telah menimbulkan kerawanan yang ditandai dengan terjadinya pelanggaran protokol kesehatan di sejumlah destinasi wisata, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan risiko meningkatnya penyebaran Corona Virus Disease-19 di wilayah Kabupaten dan Kota Se-Provinsi Banten. Makanya, kami tetapkan untuk tutup sementara," kata Wahidin.
Sedangkan Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar, sebelumnya telah membubarkan wisatawan di Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluk Naga, Kabupaten Tangerang. Bersama Satuan Tugas Penanganan COVID-19, pihaknya langsung menutup lokasi wisata air tersebut.
"Dibatasi dan dibubarkan yang masih mengantre di luar kawasan," ujarnya.
Zaki mengimbau dan meminta kepada masyarakat untuk selalu mematuhi dan disiplin melaksanakan protokol kesehatan COVID-19 dengan menerapkan 5M.
Calon pengunjung hanya bisa berfoto di depan pintu gerbang Taman Margasatwa Ragunan karena ditutup pada Minggu (16/5/2021). Foto: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/Antara

Ragunan Tutup Sementara, Pengunjung Putar Balik dan Foto Depan Gerbang

Pengunjung di Taman Margasatwa Ragunan (TMR) Jakarta Selatan terpaksa harus putar balik karena destinasi wisata itu tutup sementara pada Minggu (16/5) hingga Senin (17/5).
ADVERTISEMENT
Calon pengunjung, Zaki Fuadi, mengaku baru tahu Ragunan tutup sementara, sehingga dia terpaksa balik kanan dan gagal berlibur di kebun binatang tersebut.
"Jadi informasinya sangat mendadak baru hari ini, kita sebelumnya juga sudah pesan 'online'," kata Zaki.
Pria asal Ciracas, Jakarta Timur itu mengaku tidak tahu ada penutupan wisata Ragunan karena ia sudah mendapatkan konfirmasi melalui surat elektronik untuk pindai barcode tiket masuk pada Minggu ini.
Padahal, Zaki yang berangkat bersama keluarganya sudah mempersiapkan bekal seperti makanan dan minuman untuk berwisata dan berangkat dari Ciracas sekitar pukul 07.00 WIB.
Agar tidak rugi sudah jauh datang ke Ragunan, Zaki kemudian mengajak keluarganya untuk berfoto di depan pintu gerbang TMR.
Suasana pengunjung di TMII, Jakarta, Sabtu (15/5). Foto: TMII
Zaki dan keluarga berencana mencari alternatif mengisi libur Lebaran dengan mengunjungi mal mengingat wisata lain seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dan Taman Impian Jaya Ancol juga tutup.
ADVERTISEMENT
Tak hanya Zaki, sejumlah calon pengunjung juga harus gigit jari, terpaksa harus putar balik saat sudah berada di depan gerbang TMR.
"Saya tidak tahu kalau Ragunan tutup. Mungkin sekarang mau ke taman lain atau ke mal," kata Ilham, warga Pasar Baru, Jakarta Pusat, yang menaiki sepeda motor bersama keluarga kecilnya.
Padahal, petugas gabungan sudah memasang informasi berupa spanduk TMR tutup di perempatan Jalan Harsono dan Jalan Warung Jati Barat, tepatnya di depan Halte Bus TransJakarta Departemen Pertanian.
Hingga pukul 09.30 WIB, tidak ada antrean di sekitar Pintu Gerbang TMR.
Sejumlah petugas gabungan di antaranya Polri, Dinas Perhubungan dan Satpol PP berjaga di depan pintu gerbang dan memberitahukan melalui pengeras suara bahwa TMR tutup.
Bupati Kepulauan Seribu Junaedi. Foto: Pulauseribu.jakarta.go.id

Bupati Hentikan Sementara Perjalanan Wisata ke Kepulauan Seribu

Bupati Kepulauan Seribu, Junaedi, menyurati Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas V Kepulauan Seribu, agar menghentikan semua keberangkatan kapal penumpang sejak 15 Mei.
ADVERTISEMENT
“Sehubungan dengan membeludaknya penumpang kapal yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu, sehingga tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan dan terbatasnya alat rapid tes antigen, serta tenaga medis di lapangan, disarankan untuk tidak boleh beroperasi membawa penumpang wisata ke Kepulauan Seribu,” kata Junaedi.
Keputusan itu dilakukan karena semakin membeludak penumpang kapal yang hendak berwisata ke Kepulauan Seribu saat libur hari raya Idul Fitri 1442 Hijriah, dan petugas kesehatan yang ada di Kepulauan Seribu untuk memeriksa pengunjung tidak sebanding dengan jumlah wisatawan yang datang berkunjung.
Namun demikian, kapal akan diizinkan beroperasi jika membawa penumpang yang berkepentingan di Kepulauan Seribu seperti membawa warga setempat.
Sejumlah wisatawan mengunjungi objek wisata pantai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, Sabtu (15/5/2021). Foto: Antara/HO-Warga

Pantai di Garut Ditutup Sementara

ADVERTISEMENT
Pengunjung objek wisata pantai di Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (15/5) melebihi kapasitas. Selain itu, ramainya pengunjung juga menyebabkan kemacetan di sejumlah wilayah.
ADVERTISEMENT
Menyikapi ini, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan, memutuskan untuk menutup objek wisata pantai mulai Sabtu (15/5) malam.
"Kemarin (Sabtu) pengunjung sangat banyak dan kami memutuskan untuk melakukan penutupan sementara, malam juga kami melakukan penutupan, Minggu sekarang juga," ujar Budi.
Ia menambahkan, petugas diterjunkan di sejumlah kawasan pantai untuk mengatur pengunjung agar tidak melanggar protokol kesehatan (prokes).
"Kami juga akan terus melakukan tutup buka di lokasi destinasi. Semua (objek wisata ditutup) apabila dipandang perlu, sudah over capacity," tegasnya.
Suasana di Pantai Santolo Garut. Foto: ANTARANEWS
Sementara Kapolres Garut, AKBP Adi Benny Cahyono mengatakan, penutupan itu dilakukan untuk mencegah penularan corona seperti di India.
Ia juga telah mengerahkan anggota dan petugas gabungan untuk memutarbalikkan pengendara yang hendak berkunjung ke kawasan pantai.
Sejumlah pengunjung di Pantai Pangandaran, Jawa Barat, saat long weekend, Kamis (20/8). Foto: Dok. Istimewa

Pantai Batukaras Pangandaran Ditutup Sementara

Tidak hanya pantai di Garut, Pantai Batukaras juga diputuskan ditutup sementara. Penutupan dilakukan demi mencegah kerumunan wisatawan.
ADVERTISEMENT
Hal ini tak terlepas dari ramainya pengunjung tempat wisata itu pada hari ini, Sabtu (15/5). Sejumlah video yang beredar di media sosial memperlihatkan ramainya pengunjung yang berada di sana.
Beberapa video menunjukkan antrean kendaraan pengunjung sudah terjadi sejak pagi hari.
Pengumuman penutupan sementara pantai ini disampaikan Kapolsek Cijulang, AKP Fanani. Dia menyebut, penutupan efektif berlaku pada Minggu 16 Mei 2021.
"Kami melakukan penutupan sementara," kata Fanani di Pangandaran.
Untuk mengurangi kepadatan pengunjung kami lakukan tindakan, untuk sementara ditutup supaya tak terlalu penuh di dalam dari pengunjung pariwisata," sambung dia.
Fanani belum bisa memastikan kapan objek wisata itu akan dibuka kembali. Menurut dia, hal itu menunggu perkembangan lebih lanjut.
Wakil Ketua Komisi III Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni. Foto: DPR

Potensi Lonjakan COVID-19 di Lebaran Dinilai karena Kebijakan Tak Konsisten

Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta seluruh pihak untuk bersiap menghadapi lonjakan kasus COVID-19 di ibu kota.
ADVERTISEMENT
“Apabila ternyata benar kasus melonjak, saya harap kita tidak saling menyalahkan. Karena semua pihak ada kontribusi kesalahan. Pemerintah baik pusat atau daerah banyak mengeluarkan aturan yang tidak konsisten,” kata Sahroni.
Selain pemerintah yang kurang konsisten dalam membuat kebijakan, Sahroni menyoroti sikap masyarakat yang tetap ngotot untuk mudik di tengah berbagai larangan yang diberlakukan untuk membendung pemudik.
“Polisi juga sudah maksimal melakukan berbagai upaya seperti penyekatan, pemeriksaan, tes acak, namun memang pada akhirnya tidak bisa membendung lonjakan warga yang ingin mudik. Jadi ini harus jadi koreksi bagi kita semua,” papar politikus NasDem itu.
Lebih jauh, atas dasar fakta-fakta hari ini, Sahroni meminta pihak terkait bersiap mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus COVID-19 dengan segala langkah antisipasinya.
ADVERTISEMENT
“Jadi memang kalau ada lonjakan, kita jangan saling menyalahkan, kita tanggung saja bersama-sama” pungkas Sahroni.
Petugas medis melakukan tes Antigen kepada pengunjung di obyek wisata Purwahamba Indah, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Minggu (16/5/2021). Foto: Oky Lukmansyah/Antara Foto

Pemerintah Dinilai Tak Tegas, Banyak Kecolongan Hadapi Libur Panjang

Sementara anggota Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay menilai selama ini pemerintah banyak mengalami kecolongan dalam kebijakan menangani penyebaran COVID-19 di masyarakat.
Hal itu seperti adanya larangan mudik selama lebaran. Namun, upaya masih banyak masyarakat yang melanggar adanya larangan tersebut.
Saleh menilai bahwa pemerintah dari awal belum siap mengantisipasi hal-hal yang sebetulnya sudah pernah terjadi sebelumnya.
"Katakanlah libur lebaran lalu. Libur lebaran lalu sebetulnya saya katakan bahwa pemerintah itu kecolongan karena jumlah pemudik luar biasa besar," kata Saleh.
Tak hanya itu saja, adanya pembukaan tempat wisata selama libur lebaran yang pada akhirnya menimbulkan kerumunan massa, dinilai kondisi yang tak diperhitungkan.
Anggota Komisi IX DPR, Fraksi PAN, Saleh Partaonan Daulay Foto: Dok. Pribadi
Kesalahan tersebut tidak dijadikan rujukan untuk membuat kebijakan menghadapi kondisi libur panjang berikutnya.
ADVERTISEMENT
"Semua yang tidak dijadikan sebagai rujukan dalam rangka aturan baru dalam rangka menyongsong Hari Raya Idul Fitri. Saya melihat bahwa" kita ini merasa bahwa semuanya sudah bisa ditangani dengan baik. Ternyata tidak," ujarnya.
"Misalnya contoh kasus lebaran tahun ini agak tegas dibandingkan tahun lalu tapi tetap saja para pemudik itu pulang dengan dua cara pertama dengan menyiasati curi start, kedua mereka menerobos ya," tambahnya.
Saleh yang juga Ketua Fraksi PAN DPR ini mengusulkan agar ada kebijakan yang cukup tegas. Ke depan, dia menilai perlu ada lockdown secara keseluruhan. Termasuk dengan mensinegikan kebijakan lockdown dari pusat hingga daerah.
"Saya berharap pemerintah bikin aturan yang rasional dalam rangka memutus mata rantai penyebaran virus ini," tambahnya.
ADVERTISEMENT
"Saya kan sudah pernah mengajukan lockdown akhir pekan tapi kan belum direspons walaupun sempat jadi wacana. Kalau belum benar itu coba lah dipelajari itu supaya ada kebijakan yang baru," tutupnya.