Ramai Solidaritas Para Dokter Terkait Mutasi Dokter Anak, Kemenkes Bereaksi

5 Mei 2025 17:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Foto: Nabila Fatiara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ikatan Dokter Anak Indonesia Foto: Nabila Fatiara/kumparan
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan melakukan mutasi terhadap Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDA), dr Piprim Yanuarso yang dipindah dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) ke Rumah Sakit Fatmawati (RSF).
ADVERTISEMENT
Selain, itu Ketua IDA Sumut dr. Rizky Ardiansyah, M.Ked(Ped).Sp.A(K) juga diberhentikan secara mendadak. Ia tak lagi praktik di RS Adam Malik, Sumatera Utara.
Mutasi itu mendapat reaksi dari kalangan lintas ikatan dokter. Salah satu sikap solidaritas yang muncul berasal dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI).
Dalam keterangannya, mereka meminta mutasi itu dilakukan secara transparansi. Mereka menilai idealnya mutasi mengedepankan kondisi psikososial.
"Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas situasi yang dialami sejawat kami. Kami menyadari bahwa pemerataan layanan kesehatan di Indonesia merupakan tujuan mulia dan perlu didukung bersama. Namun, pelaksanaan kebijakan tersebut idealnya dilakukan dengan pendekatan yang menghormati aspek profesionalitas, transparansi, dan kemanusiaan, termasuk memperhatikan kondisi psikososial," demikian keterangan PDSKJI seperti dirilis di akun instagram mereka, Senin (5/5).
ADVERTISEMENT
Selain itu, PDSKJI menilai, mutasi secara mendadak ini juga dapat berpengaruh pada pasien dan dokter itu sendiri. Sebab, terjadi perubahan yang sangat mendesak.
"Dampak terhadap kesinambungan pelayanan pasien; perubahan penugasan dokter secara mendadak tanpa masa transisi yang memadai berpotensi mengganggu keberlanjutan terapi, khususnya bagi pasien dengan kondisi kronis atau kompleks," lanjut keterangan itu.
Untuk itu, mereka meminta dalam penerapan mutasi mengedepankan kesehatan jiwa hingga rasa aman secara psikologis tenaga medis.
"Sebagai organisasi profesi di bidang kesehatan jiwa, kami menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental dan rasa aman psikologis tenaga medis sebagai bagian dari kualitas pelayanan kesehatan yang berkelanjutan," tutup keterangan itu.
Sikap IDAI
Pernyataan sikap juga muncul dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Dalam keterangannya, mengajak semua pihak untuk mengedepankan kebijakan yang selaras dengan kepentingan masyarakat dan profesi dokter.
ADVERTISEMENT
Mereka menilai mutasi tersebut telah melanggar prinsip-prinsip etika dan tata kelola dalam profesi kedokteran.
"Kami menekankan bahwa tindakan ini telah melanggar prinsip-prinsip etik dan tata kelola profesi kedokteran, dan memberikan dampak yang sangat merugikan," demikian bunyi sikap IDAI dikutip dari akun Instagram IDAI.
Selain itu, mereka juga menyampaikan ucapan terima kasih terhadap ikatan dokter lain yang turut menyuarakan hal tersebut.
"Menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) atas dukungan, empati, dan solidaritas yang diberikan kepada IDAI atas peristiwa yang terjadi. Kebersamaan dan kekuatan dari rekan sejawat menjadi kekuatan kami untuk terus menjalankan amanah dalam melindungi kesehatan anak Indonesia," lanjut keterangan IDAI.
ADVERTISEMENT
Penjelasan Kemenkes
Kemenkes sendiri telah memberi penjelasan terkait polemik tersebut. Mereka memastikan mutasi ini adalah hal biasa dalam sebuah organisasi.
"Rotasi yang dilakukan terhadap dr. Piprim adalah hal yang biasa dalam organisasi. Selain beliau ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes," demikian keterangan Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenkes.
Kemenkes memastikan bahwa mutasi ini atas asas kebutuhan mendesak dari RS Fatmawati. Sehingga perlu dr Piprim untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak.
"Perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak. Kehadiran yang bersangkutan diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF. Perlu diketahui bahwa RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI)," lanjut keterangannya.
ADVERTISEMENT
Berikut keterangan lengkap Kemenkes:
•⁠ ⁠Rotasi yang dilakukan terhadap dr. Piprim adalah hal yang biasa dalam organisasi. Selain beliau ada 12 dokter lainnya dari spesialis yang berbeda yang turut dirotasi untuk pengembangan RS Kemenkes.
•⁠ Perpindahan dr Piprim untuk memenuhi kebutuhan mendesak di Rumah Sakit Fatmawati (RSF), yang saat ini hanya memiliki satu sub-spesialis kardiologi anak. Kehadiran yang bersangkutan diperlukan untuk memperkuat dan mengembangkan layanan kardiologi anak di RSF. Perlu diketahui bahwa RSF juga merupakan rumah sakit pendidikan utama bagi Fakultas Kedokteran UIN serta menjadi bagian dari jejaring rumah sakit pendidikan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI).
•⁠ ⁠Informasi bahwa RSCM akan kekurangan pendidik dokter sub-spesialis jantung anak adalah tidak tepat. Saat ini, RSCM memiliki 4 dokter sub-spesialis jantung anak aktif lainnya, sehingga pelayanan kepada peserta didik dan pasien tetap terjamin dan tidak terganggu.
ADVERTISEMENT
•⁠ ⁠Pasien yang sebelumnya mendapatkan layanan dari dr. Piprim di RSCM tetap dapat dilayani di RSF. Jarak tempuh antara RSCM dan RSF tidaklah jauh sehingga pelayanan kesehatan pediatrik/anak masih bisa dilakukan.
•⁠ ⁠Mutasi ini telah dilakukan sesuai dengan ketentuan dan regulasi yang berlaku. Mutasi juga berdasarkan pada kebutuhan institusi dan pengembangan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
•⁠ ⁠Rotasi ini bukan merupakan penghentian atau penghambatan karier dr. Piprim. Sebaliknya, penugasan ini merupakan kepercayaan untuk memperluas peran beliau dalam membangun dan mengembangkan layanan jantung anak di RSF, sekaligus memperkuat layanan kesehatan anak tingkat nasional.