Ramainya Pecinan Glodok Jelang Imlek, 'Lautan' Merah yang Membakar Semangat

25 Januari 2025 16:51 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di kawasan Pasar Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (25/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di kawasan Pasar Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (25/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
ADVERTISEMENT
Pernak-pernik merah tersaji di sepanjang kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat. Warna merah memang identik dengan budaya masyarakat Tionghoa.
ADVERTISEMENT
Lampion-lampion tergantung dengan anggun, melayang di bawah atap-atap tua. Pernak-pernik pun berkilauan: tempelan shio, amplop angpao, hingga patung-patung kecil Dewa Rezeki berjajar di sepanjang jalan.
Semuanya memanggil para pejalan kaki untuk berhenti, menawar, dan membeli secuil keberuntungan.
Di bawah bayang lampion, manusia-manusia berkejaran dengan waktu. Ada yang datang mencari rezeki, ada yang datang membawa harapan. Imlek bukan sekadar perayaan; ia adalah napas hidup yang mengalir di antara warna merah yang membakar semangat.
Barongsai tampil menghibur pengunjung di kawasan Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Selasa (21/1/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Sementara lalu lintas di kawasan Pecinan Glodok mungkin padat, klakson bersahut-sahutan, banyak parkir kendaraan di mana-mana. Tapi semua itu terasa seperti simfoni.

Aneka Pernak-pernik

Di salah satu sudut, seorang pedagang pernak-pernik musiman, Sobar (43), terlihat sibuk melayani pembeli. Wajahnya tampak lelah, ia mengakui bahwa tahun ini tak secerah lampion yang ia jual.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kalah sama [jualan] online, Mas. Ya, sebenarnya enggak masalah juga sih. Tapi tahun ini emang enggak rame kayak dulu," ujarnya sambil tersenyum tipis saat dijumpai kumparan pada Sabtu (16/12).
Suasana di kawasan Pasar Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (25/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
Sobar sudah sebulan penuh menyewa lapak kecilnya di kawasan tersebut dengan sewa yang terbilang tak cukup murah bagi pedagang kecil musiman.
"Bayarnya [lapak jualan] tiga juta per bulan. Kalau lagi rame, ya untungnya bisa lima jutaan. Tapi sekarang... ya bersihnya paling cuma nutup sewa aja," katanya sambil mengelap lampion merah yang akan dijual.
Meski begitu, semangatnya tak pernah redup. Ia menyebut meskipun harus bersaing dengan toko online, pendapatannya bisa dikatakan lumayan untuk kehidupan.
Suasana Kawasan Chinatown Glodok, Jakarta Barat Jelang Imlek, Jumat (24/1). Foto: Rayyan Farhansyah/ kumparan
"Lumayan, jelang Imlek kayak gini tetep rame. Orang-orang masih cari lampion, walaupun yang lain mulai sepi," ucap Sobar.
ADVERTISEMENT
Tak jauh dari lapak Sobar, seekor barongsai berwarna emas dan merah berjingkrak di tengah jalan. Gilang (28), sang kaka lelaki, dengan lincah menggerakkan kostum yang dikenakan. Sementara adiknya, Lia (26) sibuk membagikan angpao kepada para penonton untuk kemudian diisi dengan rupiah.
Suasana di kawasan Pasar Pecinan Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (25/1/2025). Foto: Zamachsyari/kumparan
"Ini setahun sekali aja, Mas. Paling kalo enggak Imlek ya acara undangan," kata Gilang.
Barongsai yang mereka pakai bukan milik pribadi, melainkan disewa dari bos mereka. "Setorannya lima puluh ribu sehari. Lumayan, kalo lagi rame bisa dapet lebih," tambah Lia.