Ramalan PBB soal Krisis Sudan: Di Ambang Perang Saudara Skala Besar

10 Juli 2023 12:03 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
ADVERTISEMENT
Sudan berada di ujung perang saudara skala besar yang bisa menyebabkan destabilisasi seluruh kawasan. Peringatan itu disampaikan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Minggu (9/7).
ADVERTISEMENT
Kekhawatiran PBB diungkap setelah serangan udara ke wilayah padat penduduk di Sudan menewaskan 22 orang.
"Sebanyak 22 orang tewas dan sejumlah lainnya terluka, di antaranya adalah warga sipil," kata Kementerian Kesehatan Sudan seperti dikutip dari AFP.
Potret udara asap hitam dan api di pasar Omdurman di Omdurman, Sudan, Senin (15/5/2023). Foto: REUTERS/Handout via REUTERS
Serangan udara terjadi pada Sabtu (8/7). Target serangan adalah kota Omdurman.
Perang saudara di Sudan sudah berjalan selama tiga bulan. Sebanyak 3000 orang tewas akibat konflik berdarah itu.
Sejumlah laporan menunjukkan gelombang kekerasan seksual terjadi di tengah perang. Etnis-etnis tertentu bahkan dijadikan target pembunuhan oleh pihak bertikai.
Asap mengepul di atas gedung-gedung di Khartoum pada 1 Mei 2023 saat bentrokan mematikan selama konflik. Foto: AFP
Penjarahan turut pula terjadi di wilayah konflik di Sudan.
Semakin memburuknya kondisi Sudan menjadi perhatian khusus PBB. Organisasi multilateral itu turut pula memperingatkan ancaman kejahatan kemanusiaan di wilayah Darfur.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya di ibu kota Khartoum, jalanan di ibu kota Darfur dilaporkan telah dipenuhi mayat korban perang.
Terkait serangan udara di Omdurman, Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk tindakan tersebut.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Foto: Akhtar Soomro/REUTERS
"Bapak Guterres tetap begitu prihatin dengan perang yang masih berjalan antara angkatan bersenjata yang dapat mendorong Sudan ke ujung perang saudara skala besar," kata deputi jubir Sekjen PBB Farhan Haq.
"Ada pengabaian total atas hukum kemanusiaan dan HAM yang berbahaya dan meresahkan," sambung dia.
Haq menegaskan, PBB mendukung penuh upaya Uni Afrika dan blok Afrika Timur IGAD mengakhiri krisis di Sudan.
Pada Senin (10/7), pemimpin dari Ethiopia, Kenya, Somalia, dan Sudan Selatan akan bertemu di Adis Ababa membahas krisis.
Dua pihak bertikai yaitu Panglima Militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, dan komandan paramiliter RSF, Hamdan Daglo, telah memastikan akan hadir.
ADVERTISEMENT