Rangkuman Fakta Miris soal Tragedi di Kanjuruhan yang Tewaskan Ratusan Orang

3 Oktober 2022 5:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Tragedi terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10) malam. Tepatnya usai pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya. Suporter Arema FC, Aremania, yang kecewa dengan kekalahan timnya masuk ke lapangan usai pertandingan. Aksi itu kemudian direspons aparat untuk membubarkan mereka.
ADVERTISEMENT
Seorang pecinta Singo Edan, Arief S (61), menuturkan kerusuhan belum meledak saat penonton mulai turun. Namun tak lama, beberapa botol minum dilempar dan bertebaran di pintu masuk ruang ganti bersamaan dengan petugas kepolisian yang membawa masuk para pemain masuk ke dalam.
Bentrok kemudian terjadi antara polisi dan suporter. Arief menduga, polisi kewalahan dan memilih untuk melakukan kekerasan dengan memukuli suporter.
Tameng hingga tongkat 'melayang' ke arah oknum suporter yang meronta. Menurut Arief, tak ada yang bisa terima dengan perlakuan tersebut.
"Akhirnya banyak penonton ramai kacau dengan polisi dan tentara. Itu karena dipentungi ya Allah. Sebetulnya polisi nggak boleh sekeras itu, lah, itu menyalahi SOP, harusnya di 'halo' aja banyak tentara dan aparat, karena dikasari temennya ya akhirnya penonton lainnya (ikut)," tuturnya. "Tapi dari penglihatan saya, suporter tidak memukul para pemain. Intinya, pemainnya mau dikritik saja karena mainnya kurang bagus," ujar Arief kepada kumparan, Minggu (2/10).
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Di sisi lain, Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta menjelaskan, ada suporter yang justru menyerang petugas. Sehingga situasi makin tak terkendali.
ADVERTISEMENT
"Karena sudah mulai anarkis sudah menyerang petugas dan merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka keluar ke satu titik di pintu keluar. Yaitu kalau enggak salah di pintu 10 ya," tutur Nico, Minggu (2/10).
Tembakan gas air mata tidak membuat situasi membaik. Sebab ada yang ditembakkan ke arah tribun dengan kondisi yang masih penuh penonton. Arief salah satu yang merasakan perihnya gas air mata yang ditembakkan petugas.
"Nggak tahunya di tribun penonton semua ditembaki (gas air mata). Saya ditembaki, itu jaraknya kurang lebih 15 meter, nggak cuma sekali, berkali-kali. Di tribun kan orang nggak anarkis cuma lihat saja kenapa ditembaki," ungkap Arief.
"Begitu ditembak itu perih sekali, itu otomatis bahaya begitu ditembak meledak seperti petasan. Akhirnya ya pada mengumpat polisi semua. Untuk apa kami ditembaki, itu salah. Malah kacau akhirnya, ramai diserang, terus orang-orang lompat itu, marah betul," imbuhnya.
ADVERTISEMENT

Korban Tewas

Suporter Arema FC memasuki lapangan setelah tim yang didukungnya kalah dari Persebaya dalam pertandingan sepak bola BRI Liga 1 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). Foto: Ari Bowo Sucipto/ANTARA FOTO
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo pada Minggu (2/10) malam mengatakan jumlah korban tewas ada 125 orang. Sigit menyampaikan itu saat konferensi pers bersama Menpora Zainuddin Amali, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, dan Ketum PSSI Mochammad Iriawan.
Sebuah mobil polisi terbalik akibat kericuhan usai pertandingan BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Minggu (2/10/2022). Foto: ANTARA FOTO/H Prabowo
"Tim DVI mengantongi identitas korban. Hasil verifikasi terakhir dengan data Dinkes kabupaten/kota terkonfirmasi sampai saat ini korban meninggal dari awal disebut 129, saat ini data terakhir jumlahnya 125. Karena ada yang tercatat ganda," kata Kapolri di Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10) malam.

Kata Dokter Penyebab Korban Tewas

Suporter Arema FC (Aremania) menabur bunga di Patung Singa Stadion Kanjuruhan, Malang, jawa Timur, Minggu (2/10/2022). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Jumlah korban yang banyak membuat mereka dilarikan ke beberapa rumah sakit. Rumah Sakit Saiful Anwar merupakan salah satu yang menjadi rujukan bagi korban kericuhan di Stadion Kanjuruhan.
ADVERTISEMENT
Direktur RS Saiful Anwar, dr Kohar Hari Santoso, mengungkapkan mengapa korban tewas di Stadion Kanjuruhan bisa mencapai ratusan orang.
"Berdesakan, trauma kepala dan dada. Terinjak," kata dr Kohar saat konferensi pers.
"Karena tertekan dadanya. Terjatuh juga," lanjut dia.

Mahfud MD Buka Suara soal Tragedi Kanjuruhan

Menko Polhukam Mahfud MD Dalam Agenda Diskusi Publik Pembahasan RKUHP, Rabu (7/9/2022). Foto: Humas Kemenko Polhukam
Menkopolhukam Mahfud MD memastikan kericuhan di Stadion Kanjuruhan bukan karena bentrok antar suporter. Sebab pertandingan pada Sabtu malam itu hanya disaksikan oleh Aremania. Suporter Persebaya dilarang menonton langsung pertandingan tersebut.
Mahfud juga mengatakan sebenarnya aparat dalam hal ini kepolisian sudah melakukan antisipasi. Sayangnya, masukan dari aparat tidak dijalankan oleh panitia pertandingan.
"Misal, pertandingan agar dilaksanakan sore (bukan malam), jumlah penonton agar disesuaikan dengan kapasitas stadion yakni 38.000 orang," kata Mahfud.
ADVERTISEMENT
"Tapi usul-usul itu tidak dilakukan oleh panitia yang tampak sangat bersemangat. Pertandingan tetap dilangsungkan malam, dan ticket yang dicetak jumlahnya 42.000," tambahnya.

Jokowi Berduka

Presiden Joko Widodo menyampaikan arahan kepada seluruh menteri, kepala lembaga, kepala daerah, pimpinan BUMN, Pangdam, Kapolda dan Kajati di Jakarta, Kamis (29/9/2022). Foto: Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Presiden Jokowi menyampaikan duka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Ia meminta agar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa untuk memonitor pelayanan medis untuk para korban.
Tidak hanya itu, Jokowi juga memerintahkan kepada Menpora Zainuddin Alami, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dan ketum PSSI Mochammad Iriawan untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Tentang pelaksanaan pertandingan sepak bola dan juga prosedur pengamanan penyelenggaraannya.
“Khusus kepada kapolri saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini,” tegas Jokowi.
ADVERTISEMENT