Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Komisi I DPR RI menggelar rapat kerja bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di Gedung DPR/MPR, Senayan, Rabu (25/9) sore. Rapat dimulai pukul 15.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Selain Prabowo, rapat ini dihadiri Menlu Retno Marsudi yang diwakili Wamenlu Pahala Mansyuri dan Menkumham Supratman Andi Agtas dalam rangka pembicaraan tingkat I terhadap 5 RUU Kerja sama Bidang Pertahanan.
Prabowo yang juga merupakan presiden terpilih hadir langsung. Prabowo disambut seluruh pimpinan Komisi I. Mulai dari Meutya Hafid, Sugiono, Utut Adianto, Teuku Riefky Harsya dan Abul Kharis Almasyhari.
Ketua Komisi I Meutya Hafid mengaku takut ketika hendak mengundang Prabowo dalam rapat hari ini.
"Saya sebelum membuka bahwa saya sebetulnya mengumpulkan keberanian yang luar biasa dan cukup lama untuk mengundang mitra kami, Bapak Menhan," kata Meutya.
"Bukan karena takut dengan Pak Prabowo, tapi kepada beliau saat ini melekat 96 juta suara pemilih rakyat Indonesia," tambah dia.
ADVERTISEMENT
"Kami kalau di jumlah Pak Menhan, dari 56 anggota kalau di jumlah suara kemarin ketika Pemilu paling banter sampai 3 juta saja dari seluruh total," kata Meutya.
"Jadi ini merupakan kebanggaan kami Pak Menhan yang sekarang menyandang status presiden terpilih dengan 96 juta suara dapat hadir," tutur dia.
Momen Langka di Komisi I DPR: Rapat Bareng Prabowo, Seluruh Pimpinan Hadir
Sebelum membuka rapat, Ketua Komisi I Meutya Hafid menyinggung angka kehadiran para dewan dalam rapat kali ini tertinggi dalam beberapa bulan terakhir.
Hal ini terlihat dari kursi pimpinan Komisi I yang terisi penuh. Meutya tampaknya didampingi oleh 4 wakilnya yakni Utut Adianto dari fraksi PDIP, Teuku Riefky Harsya dari Demokrat, Sugiono dari Gerindra, dan Abdul Kharis dari PKS.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah hal yang jarang terjadi baru hari ini dan dalam rapat pertama dengan Menhan lengkap 5-5 nya hadir,” kata Meutya.
“Juga anggota Komisi I yang hadir seluruh fraksi, 9 fraksi hadir dengan kehadiran fisik ada 40 orang jadi ini mungkin angka tertinggi dalam 3 bulan terakhir atau mungkin 6 bulan terakhir,” lanjut politisi Golkar itu.
Kehadiran Prabowo dalam raker bersama Komisi I memang jarang. Prabowo biasanya diwakilkan oleh Wamenhan M Herindra. Raker antara Komisi I dan Menhan juga sering dilakukan secara tertutup.
Namun kali ini Meutya memutuskan rapat kali ini terbuka untuk umum.
“Izinkan saya membuka, dan kalau disepakati karena substansi dari rapat-rapat kerja sama pertahanan ini sudah dilakukan sebelumnya maka tidak perlu ada yang dirahasiakan, mohon izin bapak kalau disepakati bisa dilakukan dengan sifat terbuka,” kata Meutya.
ADVERTISEMENT
Prabowo Pamit dan Minta Maaf ke Komisi I DPR
Suasana Komisi I tampak berbeda di rapat terakhir dengan Prabowo di periode ini.
Di ujung paparannya soal RUU Kerja Sama Pertahanan dengan 5 Negara, Presiden Terpilih itu meminta maaf ke para anggota Komisi I.
"Saya juga mohon maaf apabila dalam pekerjaan saya selama 5 tahun sebagai Menhan ada yang mengecewakan kalian," kata Prabowo.
Ia mengatakan, bila pun ada kesalahan, tak ada niat buruk. Katanya, semua demi Indonesia.
"Tetapi saya ingin saudara-saudara yakin bahwa niat saya semata-mata untuk menjaga kedaulatan bangsa Indonesia," ujar dia.
Prabowo pun pamit.
"Kami mohon diri. Kami mengucapkan selamat penghargaan atas pengabdian Bapak-Bapak Ibu-Ibu sekalian dan mudah-mudahan kita terus akan bekerja sama untuk bangsa dan negara kita," tutur dia.
ADVERTISEMENT
Prabowo: Situasi Dunia Tidak Baik-baik Saja, di Ambang Pecahnya Perang Dunia 3
Rapat ini dalam rangka pembicaraan tingkat I terhadap 5 RUU kerja sama di bidang pertahanan dengan India, Prancis, Brasil, Kamboja, dan Uni Emirat Arab.
Prabowo mengatakan, situasi dunia dalam keadaan tidak baik-baik saja. Dunia saat ini di ambang perang dunia ketiga.
"Saudara-saudara sekalian, situasi dunia saat ini dalam keadaan yang tidak baik-baik saja. Ada suatu ketegangan yang sangat-sangat runcing di belahan dunia yang masih jauh tetapi sangat berpengaruh ke seluruh dunia," kata Prabowo.
"Bahkan para pakar-pakar pertahanan dan strategi dunia mengatakan bahwa kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat mendekati kemungkinan pecahnya perang dunia ketiga," tambah dia.
Prabowo menyebut, jika perang dunia ketiga pecah, sudah dipastikan akan terjadi perang nuklir. Ia menyebut, meski Indonesia tidak terlibat, tetap akan mendapat dampak yang sangat berat.
ADVERTISEMENT
"Kita mengerti kalau pecah perang dunia ketiga akan terjadi perang nuklir. Kalau terjadi perang nuklir di dunia walaupun kita tidak terlibat, saya kira kita akan merasakan dampaknya yang sangat sangat berat," ucap dia.
Prabowo mengingatkan tidak ada yang bisa memprediksi perang dunia ketiga. Ia lantas mengingat sejarah perang dunia pertama dan kedua. Kala itu, banyak pihak meragukan akan terjadi perang dunia.
"Terjadinya perang dunia kedua, terjadinya perang dunia pertama pun tidak diperkirakan bahkan banyak ahli pada saat itu meremehkan. Tapi sejarah menunjukkan bahwa kalau ada dua atau tiga kekuatan yang ingin memaksakan kehendaknya, perang itu meletus," jelas Prabowo.
Prabowo: Anggaran Pertahanan yang Kuat Belum Tercapai karena Dahulukan Rakyat
Menhan Prabowo Subianto mengakui bahwa alokasi anggaran untuk membangun pertahanan yang kuat di Indonesia masih rendah.
ADVERTISEMENT
Meski begitu Prabowo memakluminya sebab negara tengah mendahulukan kesejahteraan rakyat.
“Saya juga mengakui bahwa kendala kita, cita-cita kita untuk memiliki pertahanan yang sangat kuat masih belum tercapai karena kita mendahulukan kesejahteraan rakyat,” kata Prabowo dalam raker bersama Komisi I DPR RI, Rabu (25/9).
Prabowo mengatakan bahwa belanja alat perang kita merupakan yang terendah di Asia. Bahkan jauh di bawah Filipina.
“Pengeluaran anggaran pertahanan kita sebagai perbandingan terhadap produksi domestik bruto kita, PDB kita salah satu terendah di kawasan Asia tidak sampai 1 persen, 0,89 persen,” kata Prabowo.
“Saya baru pulang dari Manila, Filipina saja, sekarang sudah 1,8 persen pengeluarannya memang pertahanan sangat mahal,” lanjutnya.
Prabowo kemudian membandingkan belanja alat pertahanan Indonesia dengan Singapura yang memiliki perbandingan luas wilayah yang sangat jauh dengan Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Pulau sebesar Bogor jumlah penduduknya hanya 5 juta mereka bersedia mengeluarkan anggaran pertahanan 3 persen dari GDP mereka” jelasnya.
Namun Prabowo paham bahwa di Indonesia kondisi nya berbeda, Indonesia masih terdapat rakyat miskin yang harus dibantu oleh negara.
“Kita mengerti dan sadar bahwa prioritas pertama kita adalah kesejahteraan rakyat kita justru rakyat kita yang paling lemah dan paling miskin, ini yang harus kita bantu secepat mungkin tidak boleh ada rakyat Indonesia yang lapar tidak boleh ada anak-anak Indonesia pemuda-pemudi Indonesia yang hidup dalam kesulitan,” tuturnya.