Rasio Tes Kontak Erat RI Masih Rendah, Deteksi Varian Omicron Bisa Lebih Lambat

1 Desember 2021 16:07 WIB
ยท
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas saat melakukan tracing kontak erat pasien COVID-19 dari klaster hajatan di Banyuwangi. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Petugas saat melakukan tracing kontak erat pasien COVID-19 dari klaster hajatan di Banyuwangi. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu strategi penanggulangan pandemi COVID-19 yang tak boleh terlupakan yakni testing dan tracing atau pelacakan kontak erat. Sayangnya capaian tracing di Jawa-Bali kini masih rendah.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan paparan dari Kementerian Kesehatan pada Rabu (1/12), pelacakan kontak erat di provinsi yang ada di Pulau Jawa dan Bali masih jauh dari standar.
World Health Organization (WHO) menetapkan setiap satu kasus positif corona, harus dilakukan pelacakan kontak erat hingga 30 orang.
Namun data yang diambil pada 2 Oktober-30 November 2021 menunjukkan di Jawa Timur yang paling rendah, yakni 3,31. Kemudian disusul Jawa Tengah sebesar 6,84; DKI Jakarta 8,46; dan Jawa Barat 8,66.
Sementara provinsi lainnya di Jawa-Bali telah berhasil mencapai cakupan tracing di atas 10. Tertinggi yakni Bali 28,21; kemudian DIY 24,21; dan Banten 13,86.
Untuk itu, Kemenkes mendorong agar tiap daerah mampu meningkatkan tracing supaya dapat mendeteksi adanya kasus dengan cepat. Apabila tracing rendah maka kemungkinan mendeteksi varian baru seperti Omicron jadi lebih lambat.
ADVERTISEMENT
"Testing pada kontak erat dan suspek agar ditingkatkan dan dilaporkan," tertulis dalam paparan tersebut.