Rasulullah dan Kenangan Pilu yang Tertinggal di Masjid Addas Thaif

10 Juli 2023 5:55 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Addas di Thaif Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Addas di Thaif Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
ADVERTISEMENT
Kota Thaif menjadi primadona bagi jemaah haji maupun umrah di sela ibadah mereka di Kota Makkah. Selain soal objek wisata yang terus berkembang, ada banyak sejarah Nabi Muhammad SAW yang tertoreh di kota Thaif.
ADVERTISEMENT
Salah satu tempat yang kerap dikunjungi, yakni Masjid Addas. Lokasinya sangat terpencil. Berada di antara rumah warga.
Tidak ada tempat parkir yang memadai di sana. Ada lahan kosong yang muat untuk paling tidak 10 mobil van parkir. Kalau ada bus yang parkir, ruang semakin sempit.
Dari parkiran itu, jemaah harus berjalan kaki menyisir gang sempit di antara bangunan rumah dan toko milik warga sekitar. Untuk masuk ke masjid, ada juga lahan parkir kedua yang sebenarnya tidak pas bila disebut lahan parkir.
Masjid Addas di Thaif Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
Hanya ada jalan kampung selebar 4 meter yang beraspal. Sisi kanan kirinya tentu jalanan berpasir yang berbatasan langsung dengan rumah warga. Biasanya, mobil-mobil mini bus diparkir di situ. Itu pun hanya muat 6-8 mobil yang terparkir di sisi kanan dan kiri jalan.
ADVERTISEMENT
Dari situ, jemaah masih harus berjalan kaki menyusuri jalan setapak selebar 1,5 meter. Kirinya dinding rumah warga, kanannya dinding pembatas ke kebun warga. Ada berbagai pohon mulai anggur hingga pisang.
Menyusuri jalan sempit sejauh 200 meter itu, memori seakan langsung kembali ke era Rasulullah berdakwah menyebarkan Islam dari Makkah ke Thaif di awal kenabian.
Saat ini, jemaah bisa naik mobil atau bus dari Makkah sekitar 1,5 jam. Kontur jalannya juga menanjak karena Thaif berada di ketinggian 1.800 meter di atas permukaan laut. Udaranya juga jauh lebih dingin dari Makkah, sekitar 31 derajat celsius.
Masjid Addas di Thaif Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
Bagaimana dengan Rasulullah saat itu? Tidak ada kendaraan, hanya menggunakan unta ditemani Zaid bin Haritsah.
Perjuangan dakwah Nabi Muhammad SAW di Thaif tidak mudah. Setiap kabilah yang didatangi menolak ajaran Islam yang dibawa Rasulullah.
ADVERTISEMENT
Tak cuma menolak, Rasulullah terus dimaki, dilempari batu, dan dihujat dengan kata-kata kotor. Zaid yang menjadi perisai hidup Nabi Muhammad mengalami luka di kepala. Sedangkan, Rasulullah berdarah di tumitnya.
Perjalanan terus dilakukan sampai berada di salah satu kebun anggur milik Utbah dan Syaibah bin Rabiah. Di sanalah Rasulullah beristirahat dan berdoa kepada Allah.
Doa ini sangat masyhur dan menggambarkan begitu pilu hati Rasulullah karena sikap yang ditunjukkan warga Thaif.
"Ya Allah!, sesungguhnya kepadaMu-lah aku mengadukan kelemahan diriku, sedikitnya upayaku serta hina dinanya diriku di hadapn manusia, wahai Yang Maha Pengasih di antara para pengasih! Engkau adalah Rabb orang-orang yang tertindas, Engkaulah Rabbku, kepada siapa lagi Engkau menyerahkan diriku? (Apakah) kepada orang lain yang selalu bermuka masam terhadapku? Atau kepada musuh yang telah menguasai urusanku? Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka aku tidak peduli, akan tetapi ampunan yang Engkau anugerahkan adalah lebih luas bagiku. Aku berlindung dengan perantaraan Nur Wajahmu yang menyinari segenap kegelapan dan yang karenanya urusan dunia dan akhirat menjadi baik agar Engkau tidak turunkan murkaMU kepadaku atau kebencianMu melanda diriku. Engkalulah yang berhak menegurku hingga Engkau menjadi ridha. Tiada daya serta upaya melainkan KarenaMu."
ADVERTISEMENT
Melihat hal itu, kedua pemilik kebun tergerak hatinya dan meminta salah satu budaknya Addas untuk memberikan anggur kepada Rasulullah.
Rasulullah yang diberikan anggur lalu menyambut seraya membaca 'bismillah'. Ucapan itu membaut Addas yang beragama Nasrani kaget.
"Sungguh ucapan ini tidak biasa diucapkan oleh penduduk negeri ini," kata Addas.
Masjid Addas di Thaif Foto: Ahmad Romadoni/kumparan
"Kamu berasal dari negeri mana? Dan apa agamamu?" kata Rasulullah.
"Aku seorang Nasrani dari penduduk Ninawa (Nineveh)," jawab Addas.
"Dari negeri seorang pria salih bernama Yunus bin Matta?" tanya Nabi lagi.
"Apa yang kamu ketahui tentang Yunus bin Matta?" kata Addas.
"Dia adalah saudaraku, dia seorang Nabi, demikian pula dengan diriku," tutur Nabi.
Sejak saat itu, Addas beriman dan masuk Islam. Tempat pertemuan Addas dengan Rasulullah lalu diabadikan oleh warga sekitar dengan membangun Masjid Addas.
ADVERTISEMENT
Setelah menyusuri jalan kecil, ada gerbang kecil di sebelah kanan. Itulah pintu masuk menuju pelataran masjid yang tidak besar itu.
Bangunannya klasik, tidak ada ornamen mencolok. Wargananya putih gading dan hanya ada lantai dasar dan rooftop.
Luas bangunan hanya kotak dengan ukuran kurang lebih 12x12 meter. Bagian dalam masjid juga tak ubahnya dengan masjid pada umumnya. Lantai dibalut karpet tebal, tak ada lampu mewah, hanya ada sejumlah rak berisi Al-Quran.
Jemaah yang datang biasanya menyempatkan salat 2 rakaah atau salat tahiyatul masjid dilanjutkan dengan berdoa.
Setelah itu, keluar untuk melanjutkan perjalanan. Atau sekadar membeli anggur dan buah tin yang dijual di depan masjid.
Suasana di Masjid Kuk Foto: Dok. MCH 2023
Tak cuma Masjid Addas yang jadi tempat Rasulullah memberi "jejaknya" di Thaif. Ada juga Masjid Kuk.
ADVERTISEMENT
Bentuknya hanya dari bata merah di kaki bukit. Hanya cukup untuk beberapa orang salat saja.
Di sana, diyakini menjadi tempat Rasulullah beristirahat pada kesempatan kedua berdakwah di Thaif. Di sana pula diyakini ada batu yang amblas saat Rasulullah beristirahat dengan meletakkan kepalanya dengan penguat siku di tangan pada batu itu.
Di lokasi itulah kemudian Masjid Kuk dibangun.
Suasana di Masjid Kuk Foto: Dok. MCH 2023
Salah satu pernyataan Rasulullah yang sangat terkenal tentang Thaif adalah penolak usulan Malaikat Jibril untuk menghancurkan masyarakat Thaif waktu itu.
Saat Rasulullah mengadukan kegundahannya kepada Allah, Malaikat Jibril lalu mendapat perintah bersama dengan para malaikat penjaga gunung. Jibril menawarkan menggulingkan gunung dan menimpakan ke warga Thaif.
Namun, Rasulullah secara tugas menolak. Rasulullah berharap akan ada keturunan dari masyarakat Thaif yang kemudian beriman kepada Allah dan masuk Islam.
ADVERTISEMENT