Rata-rata Suhu Terpanas Dunia Pecah Rekor pada 3 Juli 2023

5 Juli 2023 2:01 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Laman pencarian google menunjukkan suhu kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
zoom-in-whitePerbesar
Laman pencarian google menunjukkan suhu kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa (22/10/2019). Foto: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pusat Prediksi Lingkungan Amerika Serikat mengumumkan, suhu terpanas dunia pecah rekor pada Senin 3 Juli 2023.
ADVERTISEMENT
Mereka memaparkan, suhu rata-rata dunia pada 3 Juli mencapai 17,01 derajat celsius atau 62,62 Fahrenheit.
Angka ini melampaui rekor pada Agustus 2016 sebesar 16,92 derajat celsius atau 62,46 Fahrenheit.
Warga Beijing China mengubah motornya dengan menambahkan payung saat gelombang panas melanda. Foto: David Kirton/REUTERS
Suhu panas di Amerika Selatan dalam beberapa minggu terakhir di atas rata-rata. Di China, gelombang panas terus berlanjut. Suhu di China atas 35 derajat celsius. Bahkan di Afrika Utara, suhu mendekati 50 derajat celsius.
"Ini bukan tonggak sejarah yang harus kita rayakan," kata ilmuwan iklim dari Institut Perubahan Iklim dan Lingkungan Grantham di Imperial College London Inggris, Friederike Otto, dikutip dari Reuters.
"Ini adalah hukuman mati bagi manusia dan ekosistem," jelas Otto.
Lantas mengapa suhu dunia semakin panas? Para ilmuwan mengatakan ada sejumlah indikator pemicunya yakni perubahan iklim dikombinasikan dengan pola El Nino.
ADVERTISEMENT
"Sayangnya, ini menjadi yang pertama dari serangkaian rekor baru yang ditetapkan tahun ini karena meningkatnya emisi [karbon dioksida] dan gas rumah kaca," kata ilmuwan di Berkeley Earth, Zeke Hausfather.
"Ditambah dengan peristiwa El Nino yang meningkat mendorong suhu ke level tertinggi baru," tutur Hausfather.