Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
Ratna Sarumpaet menjalani sidang pemeriksaan sebagai terdakwa kasus penyebaran berita bohong. Dalam keterangannya, Ratna mengakui telah berbohong bahwa dia dianiaya oleh laki-laki di Bandung.
ADVERTISEMENT
Padahal, wajahnya lebam bukan dipukuli, akan tetapi hasil operasi plastik di RS Bina Estetika, Jakarta. Menurut Ratna, berbohong karena dipukuli merupakan alasan yang masuk akal.
"Karena yang paling mungkin dan paling mendekati dengan apa yang ada di muka saya ya penganiayaan. Kalau saya bilang jatuh dari tangga dan tertabrak, enggak mungkin. Pada saat itu, yang terpikir itu dan menurut saya itu yang paling masuk akal," ujar Ratna dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (14/5).
Ratna mengaku telah empat kali menjalani operasi plastik sejak umur 65 tahun. Namun, dampak operasi plastik keempat ini tak seperti operasi sebelumnya.
Ratna mengaku terkejut atas hasil operasi itu, meskipun dokter yang menanganinya telah menjelaskan dampak yang akan diterima. Ratna pun mengaku malu dan berusaha menutupi hasil operasinya tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pada awalnya saya berniat operasi plastik sedot lemak, walaupun saya sudah beberapa kali melakukan itu, mungkin karena pada saat melakukanya kemarin, merasa sudah ada umur, atau mungkin saya malu, dan saya berusaha menutupi, saya berusaha menutupi," ujar Ratna.
Ratna mengklaim kebohongannya itu bukan skenario yang telah dipersiapkan, akan tetapi spontanitas.
"Itu pemikiran seketika. Artinya tidak perlu bikin skenario," ujar Ratna.
"Seperti air mengalir saja gitu?," tanya Hakim Ketua Joni ke Ratna.
"Sebenernya itu tidak terencana, kan begitu karena ada pertanyaan," jawab Ratna.
Selain itu, Ratna juga dicecar hakim soal kronologi kejadian kebohongan yang dia lakukan. Namun, hakim menganggap Ratna bertele-tela dalam penyampaian.
"Benar benar lupa atau dilupa-lupakan?" ujar hakim ke Ratna. Menanggapi hal ini, Ratna mengaku lupa atas kronologi tersebut.
ADVERTISEMENT
Ratna kemudian mememinta waktu kepada hakim untuk membaca berita acara pemeriksaannya ketika penyidikan. Setelah itu, Ratna menyampaikan terkait kebohongan yang dilakukannya.
Ratna didakwa membuat keonaran dengan menyebarkan hoaks penganiayaan. Ratna disebut sengaja membuat kegaduhan lewat cerita dan foto-foto wajah yang lebam dan bengkak yang diklaimnya akibat penganiayaan, padahal karena operasi plastik di RS Bina Estetika.