Ratna Sarumpaet: Mudah-mudahan Pak Jokowi Kapok Penjarakan Saya

26 Desember 2019 20:06 WIB
comment
90
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ratna Sarumpaet (tengah) bebas bersyarat. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ratna Sarumpaet (tengah) bebas bersyarat. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Terpidana kasus penyebaran hoaks Ratna Sarumpaet sudah bisa keluar dari Rutan Wanita Pondok Bambu, Kamis (26/12). Setelah bebas bersyarat, aktivis perempuan ini mengaku tidak akan kapok mengkritisi pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Itu kan tabiat saya. Saya rasa juga nanti, mudah-mudahan, Pak Jokowi juga kapok penjarakan saya. Enggak ada gunanya juga, orang sudah tua kan," ucap Ratna di kediamannya di kawasan Kampung Melayu, Jakarta Selatan, Kamis (26/12).
"Masa kalau saya kritik, saya dimarahi lagi. Enggak boleh begitu, dong. Kita negara demokrasi. Tugas saya sebagai aktivis, kalau beliau tidak saya kritik, berarti saya enggak sayang sama beliau," imbuhnya.
Ratna Sarumpaet dan Atiqah Hasiholan di kawasan Kampung Melayu. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Dalam kesempatan itu, Ratna juga berkomentar soal jabatan Menteri Pertahanan yang saat ini diemban Prabowo Subianto. Saat Pilpres 2019 lalu, Ratna merupakan salah satu tim sukses Prabowo.
"Wah enggak tahu, saya belum ketemu Pak Prabowo. Sebenarnya secara politis, kurang etis ya, tapi kalau beliau memang ada yang ingin diperjuangkan, ya kita tunggu saja. Mudah-mudahan kebaikan untuk bangsa ini juga," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Ratna divonis 2 tahun penjara potong masa tahanan oleh hakim PN Jaksel pada Juli 2019 lalu. Ratna dianggap menyebarkan berita palsu yang mengakibatkan keonaran.
Saat itu, Ratna mengaku dianiaya hingga lebam oleh sejumlah orang di Bandung. Pengakuan Ratna itu pun semakin memanaskan tensi politik jelang Pilpres 2019. Para politisi dan tokoh, mulai dari Fadli Zon, Hanum Rais, hingga capres Prabowo Subianto bahkan turun tangan langsung mengecam aksi kekerasan terhadap Ratna.
Namun, setelah diselidiki, rupanya luka lebam di wajah Ratna bukan disebabkan oleh tindak kekerasan. Luka tersebut didapat setelah menjalani operasi kecantikan di sebuah rumah sakit di Menteng, Jakarta Pusat.