Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Ratu Keraton Agung Sejagat Fanni Aminadia mengaku mendapatkan sanksi sosial yang bertubi-tubi dari masyarakat sekitar. Namun, ia berharap, masyarakat tidak menghakiminya secara sepihak dan mengikuti proses hukum yang ada.
ADVERTISEMENT
"Ya nanti kita hargai proses yang berjalan. Pelajaran untuk saya, hukum sosial sudah diterima. Saya cuma ingin kembali dengan anak-anak saya, hidup normal, usaha, kembali ke kehidupan saya," kata Fanni di Polda Jateng, Semarang, Rabu (22/1).
Fanni menilai, Keraton Agung Sejagat menjadi heboh setelah muncul di berbagai media sosial. Ia ingin masyarakat tak hanya menilainya hanya dari luarnya saja.
"Ini awalnya yang hebat dari sosmed. Tapi saya enggak salahkan itu, ini masa penyidikan, mohon tidak dulu dihakimi, lihat proses. Pepatahnya, don't judge me for it's cover," ungkap Fanni.
Fanni dan Raja Keraton Agung Sejagat Toto Santosa saat ini tengah menjalani pemeriksaan intensif di Polda Jateng. Keduanya dijerat dengan dugaan penipuan.
ADVERTISEMENT
Namun, Fanni telah mengajukan penangguhan penahanan di Polda Jateng dengan alasan kesehatannya belum stabil pasca-keguguran. Namun, menurut Kapolda Jateng Irjen Rycko Amelza Dahniel, pihaknya masih mempertimbangan akan mengabulkan atau tidak permintaan tersebut.
"Saya rasa kalau mengenai kondisi kesehatan, di kantor polisi dia lebih sehat ya," kata Rycko ditemui terpisah usai apel HUT ke-39 Satpam di Lapangan Pratissara Wirya, Polrestabes Semarang.
Rycko mengatakan Fanni akan lebih banyak beristirahat di kantor polisi daripada di luar. Dia mencontohkan aktivitas kirab dengan menunggangi kuda saat kasus penipuan Keraton Agung Sejagat belum terkuak.
"Di luar dia menjalankan tugas sebagai permaisuri menunggang kuda itu capek, di kantor polisi dia lebih dijaga kesehatannya," tutupnya.