Ratusan Bangkai Burung Pipit yang Berjatuhan di Bali Langsung Dikubur

9 September 2021 21:21 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Burung pipit atau bondol jawa yang dianggap sebagai hama pertanian. Foto: Dok. Mongabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Burung pipit atau bondol jawa yang dianggap sebagai hama pertanian. Foto: Dok. Mongabay.com
ADVERTISEMENT
Ratusan bangkai burung pipit yang berjatuhan ke tanah di Bali akhirnya dikubur warga di pekuburan Banjar Sema, Desa Pring, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis (9/9) sore ini.
ADVERTISEMENT
"Saya di lokasi, jadi memang benar ada kematian burung dan ini warga mengubur bangkainya," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar Made Santiarka saat dihubungi.
Santiarka menuturkan, peristiwa burung pipit berjatuhan di tanah terjadi pada pagi hari. Kawanan burung pipit memang biasanya bersarang di pohon asam di pekuburan.
Ia menuturkan, fenomena ini merupakan fenomena alam. Dia menduga burung tersebut berjatuhan karena tak kuat melawan cuaca ekstrem saat bertengker di pohon asem.
Cuaca yang ekstrem terjadi karena masa peralihan musim kemarau menuju musim hujan. Cuaca ekstrem ini berupa hujan dan angin kencang.
"Angin numplak ke pohon ini. Jadi, karena hujannya terlalu lebat, kan jelas ada tekanan udara rendah, dengan rendahnya tekanan udara ini burungnya enggan lari. Dia bertahan saja diam dan basah kuyup, itu menyebabkan dia sakit dan mati dan memang kekuatan burung berbeda dengan kekuatan lainnya," kata dia.
ADVERTISEMENT
Santiarka mengatakan, Sebagian burung terpantau berhasil terbang setelah sayap mereka kering.
Namun, demi mengetahui lebih pasti fenomena ini, Dinas Kesehatan Hewan Kabupaten Gianyar mengambil sampel burung. Sampel tersebut akan diuji di laboratorium.
"(Penyebab kematian) mungkin ada perubahan cuaca itu diagnosis sementara, untuk diagnosis selanjutnya kita ambil sampel dan kita cek ke lab," kata dia.
"Ada ratusan (yang dikubur). Ada juga beberapa yang hidup begitu kena sinar bulunya, terbang lagi. Ini peristiwa alam. Di bulu burung itu, ada satkarotinya jadi sulit air itu menembus bulunya. Di samping itu juga ada kelenjar minyak di belakangnya ini. Tapi saking lebatnya hujan karena banyak airnya basah dan tidak bisa terbang," sambung Santiarka.
Burung pipit yang dianggap hama pertanian. Foto: Wikimedia Commons
Sebelumnya, dalam sebuah video beredar terlihat burung Pipit jatuh berhamburan ke tanah.
ADVERTISEMENT
Kasubag Tata Usaha Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto belum bisa memastikan sebab fenomena tersebut.
"Saya tidak tau ini video kapan, dan bagaimana kejadiannya. Tapi yang pasti kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam, bisa dikatakan mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi. Sehingga mengakibatkan burung-burung berjatuhan, bisa saja seperti itu," kata Meruanto.
Ratusan bangkai burung pipit yang berjatuhan ke tanah akhirnya dikubur warga di pekuburan Banjar Sema, Desa Pring, Kabupaten Gianyar, Bali, Kamis sore.