Ratusan Pelayat Beri Penghormatan ke Alexei Navalny, Abaikan Ancaman Ditangkap

1 Maret 2024 18:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bunga dan potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ditempatkan di monumen korban penindasan politik setelah kematiannya, di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (16/2/2024). Foto: Stringer/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bunga dan potret pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny ditempatkan di monumen korban penindasan politik setelah kematiannya, di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (16/2/2024). Foto: Stringer/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ratusan pelayat berkumpul di dekat sebuah gereja di Moskow bagian selatan untuk memberi penghormatan kepada mendiang pimpinan oposisi Rusia, Alexei Navalny, Jumat (3/1). Mereka mengabaikan kemungkinan ditangkap atas aksi tersebut.
ADVERTISEMENT
Upacara penghormatan ini dilakukan dua minggu setelah Navalny meninggal di penjara Arktik. Para pendukungnya menuduh Presiden Rusia Vladimir Putin di balik pembunuhan terhadap Navalny.
Di bawah langit kelabu, ratusan pelayat mengantre di dekat gereja Bunda Allah Quench My Sorrows di Maryino, di mana kebaktian dijadwalkan akan dimulai pada pukul 14.00 waktu setempat.
Duta Besar Prancis dan Jerman juga hadir dalam kerumunan tersebut.
“Orang-orang seperti dia tidak boleh mati. Jujur dan berprinsip, rela mengorbankan diri mereka sendiri,” kata Anna Stepanova, yang datang memberi penghormatan, dikutip dari AFP.
Kremlin membantah terlibat dalam kematian Navalny dan memperingatkan warga soal protes "tidak sah" di sekitar pemakaman.
Pagar telah dipasang di sekeliling gereja, namun jalan masuk tetap terbuka. Ada banyak aparat dan truk polisi anti-demonstrasi.
ADVERTISEMENT
“Apa yang mereka takutkan? Kenapa banyak sekali mobil?” kata Stepanova.
“Mereka sendiri sangat takut. Orang-orang yang datang ke sini (melayat), mereka tidak takut. Alexei juga tidak," imbuh dia.
Tim pemimpin oposisi mengatakan peti mati Navalny sedang dalam perjalanan ke gereja, peti itu akan dipajang terbuka sesuai dengan praktik Ortodoks.
Dua jam kemudian, pemakaman dilakukan di pemakaman Borisovo, yang berjarak berjalan kaki singkat dari tepi Sungai Moskva.

Wanti-wanti Kremlin

Menurut organisasi hak asasi manusia OVD-Info, sekitar 400 pelayat telah ditahan di momen penghormatan kepada Navalny sejak kematiannya.
“Setiap pertemuan yang tidak sah akan melanggar hukum dan mereka yang berpartisipasi di dalamnya akan bertanggung jawab,” kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menurut TASS.
ADVERTISEMENT
Orang-orang berkumpul di monumen korban penindasan politik setelah kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (16/2/2024). Foto: Stringer/REUTERS
Istri Navalny, Yulia Navalnaya, sempat mengatakan dia khawatir pemakaman mendiang suaminya akan terganggu jika ada penangkapan lebih lanjut.
“Saya belum yakin apakah ini akan berlangsung damai atau apakah polisi akan menangkap mereka yang datang untuk mengucapkan selamat tinggal kepada suami saya,” kata Navalnaya yang menyalahkan Putin atas kematian suaminya.
Pemerintah negara-negara Barat dengan cepat meminta pertanggungjawaban Kremlin, namun tidak melontarkan tuduhan langsung atas keterlibatan mereka ke kematian Navalny.
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, mengkritik tuduhan yang dilontarkan, termasuk oleh beberapa pemimpin Barat sebagai tuduhan yang vulgar.

Sosok Navalny

Navalny terkenal melalui kampanye antikorupsinya, menyorot tudingan korupsi yang merajalela di pemerintahan Putin. Dia ditangkap pada Januari 2021 saat kembali ke Rusia setelah dirawat di Jerman karena serangan keracunan.
ADVERTISEMENT
“Alexei disiksa selama tiga tahun,” kata Navalnaya kepada anggota parlemen di Brussels.
“Dia kelaparan di sel batu kecil, terputus dari dunia luar dan tidak diberi kunjungan, panggilan telepon, dan bahkan surat. Dan kemudian mereka membunuhnya. Bahkan setelah itu, mereka menganiaya tubuhnya,” katanya.
Jenazah Navalny ditahan di kamar mayat selama delapan hari sebelum dikembalikan ke keluarga, yang diyakini pihak terdekat Navalny sebagai upaya untuk menutupi kematiannya.
Keluarganya dan pendukungnya juga menuduh pihak berwenang berusaha mencegah pemakaman umum yang bermartabat berlangsung, karena khawatir bisa menjadi pemicu konflik pendapat.
Orang-orang berkumpul di monumen korban penindasan politik setelah kematian pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (16/2/2024). Foto: Stringer/REUTERS
Pihak Navalny mengatakan penyelidik setempat mengancam akan menguburkannya di penjara jika ibunya tidak menyetujui pemakaman “rahasia”.
Setelah jenazah dibebaskan, pihak Navalny berjuang untuk menemukan tempat yang setuju untuk mengadakan upacara pemakaman, serta pengemudi mobil jenazah. Upacara sipil yang memungkinkan masyarakat umum untuk memberikan penghormatan kepada jenazah yang umum terjadi di Rusia belum diizinkan.
ADVERTISEMENT
Navalnaya telah bersumpah untuk melanjutkan visi suaminya dan mendesak banyak pihak untuk berjuang lebih mati-matian, lebih sengit dari sebelumnya. Di antara kerumunan orang di dekat gereja, beberapa orang menyatakan setuju.
“Seseorang telah meninggal, namun idenya akan tetap hidup berkat mereka yang telah berkumpul di sini,” kata Alyona, arkeolog berusia 22 tahun yang datang untuk memberikan penghormatan.