Ratusan Polisi Prancis Buru Pelaku Penembakan di Pasar Natal

12 Desember 2018 12:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tentara berjaga di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018).  (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Tentara berjaga di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018). (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
ADVERTISEMENT
Prancis meningkatkan level ancaman dan kewaspadaan menyusul penembakan yang menewaskan tiga orang di pasar Natal kota Strasbourg, Selasa malam (11/12). Ratusan polisi juga telah dikerahkan untuk memburu pelaku yang hingga saat ini masih buron.
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Dalam Negeri Prancis Christophe Castaner pada Rabu (12/12), sebanyak 350 polisi telah disebar untuk memburu pelaku yang diketahui bernama Cherif Chekatt, 29.
"Dia melawan aparat keamanan dua kali," kata Castaner.
Suasana di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018).  (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018). (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
"Pemerintah telah meningkatkan level ancaman ke tingkat tertinggi dan memperketat kendali perbatasan. Kami juga akan meningkatkan keamanan di semua pasar Natal untuk mencegah serangan yang sama," ujar Castaner lagi.
Penembakan yang dilakukan Chekatt terjadi pada Selasa malam di pasar Natal Strasbourg yang tengah ramai pengunjung. Selain tiga orang tewas, 12 warga juga terluka dalam peristiwa itu.
Chekatt sejak lama masuk dalam pengawasan intelijen. Menurut seorang warga, sehari sebelum penembakan di pasar Natal, polisi menggeledah rumah Chekatt atas dugaan tindak perampokan.
Suasana di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018).  (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di lokasi penembakan di Strasbourg, Prancis, Selasa (11/12/2018). (Foto: REUTERS/Christian Hartmann)
Penyidik belum memastikan motif penembakan tersebut, belum juga ada klaim dari kelompok teroris. Namun menurut situs intelijen AS, Site, simpatisan ISIS merayakan penembakan itu.
ADVERTISEMENT
Jika motifnya adalah terorisme, berarti Prancis masih jadi sasaran. Sebelumnya serangan-serangan ISIS terjadi beberapa kali di negara itu.
Serangan terbesar terjadi pada November 2015 ketika penembakan dan pengeboman terkoordinir terjadi di Paris, menewaskan 130 orang. Pada 2016, penabrakan truk dilakukan simpatisan ISIS di kota Nice, membunuh lebih dari 80 orang.