Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Ratusan Sapi di DIY Kena PMK, Fakultas Peternakan UGM Bentuk Satgas
6 Januari 2025 12:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Fakultas Peternakan (Fapet) UGM akan membentuk satgas penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Hal ini menyusul melonjaknya kasus PMK di DIY dan nasional.
ADVERTISEMENT
"Ini mendorong Fapet UGM memutuskan untuk membentuk Satgas," kata Dekan Fapet UGM Prof Budi Guntoro dalam keterangannya, Senin (6/1).
Satgas PMK UGM akan bertugas pada pencegahan dan penanganan yang cepat dan sistematis. Tim dosen Fapet UGM juga telah ke lapangan dan melakukan survei pada hewan ternak di Gunungkidul yang terjangkit PMK.
"Survei awal ke lokasi ternak yang terkena PMK sudah dilakukan," katanya.
Menurut Budi, langkah penting yang perlu dilakukan adalah biosecurity.
Biosecurity adalah tindakan untuk mencegah penularan penyakit atau kontaminasi ke dalam atau keluar dari suatu tempat. Dalam hal ini untuk melindungi ternak dari virus sejak dini.
"Keamanan ternak maupun manusia dan lingkungan menjadi prioritas. Untuk itu diperlukan beberapa tindakan nyata seperti pengawasan lalu-lintas keluar masuk kandang hingga isolasi ternak yang terkena PMK," katanya.
ADVERTISEMENT
Penyakit mulut dan kuku (PMK) kembali muncul di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) DIY ada ratusan kasus sapi terpapar PMK per 1 Januari 2025.
"Kasus 824 ekor sapi (terpapar), yang mati 21. (Data) Per tanggal 1 Januari," kata Kepala DPKP DIY Syam Arjayanti dikonfirmasi wartawan, Sabtu (4/1).
Data ini diperoleh dari Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (ISIKHNAS).
Dari jumlah tersebut, Syam mengatakan terbanyak ada di Kabupaten Gunungkidul.
"Gunungkidul (terbanyak) 415 (ekor)," katanya.
Sejumlah upaya telah dilakukan untuk menangani penyakit ini. Vaksinasi juga telah menyasar ke 1.250 ekor.
"Teman-teman pada sibuk pengobatan, biosecurity, belum sempat memasukkan data (terkini yang tervaksin)," ujarnya.