Ratusan Sekuriti Bandara Ngurah Rai Terancam Kehilangan Pekerjaan Akibat Tato

23 November 2021 11:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi new normal di Bandara Ngurah Rai, Bali. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi new normal di Bandara Ngurah Rai, Bali. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Ratusan personel sekuriti Bandara Ngurah Rai Bali terancam kehilangan pekerjaan karena kontraknya sudah habis dan tidak dilanjutkan. Salah satu alasan kontrak tak berlanjut karena mereka memiliki tato dan tindik.
ADVERTISEMENT
Mereka akhirnya menyampaikan rasa kecewa dan tak adil tersebut kepada anggota Komisi VI DPR Nyoman Parta, Minggu (21/11) . Parta mengatakan, personel sekuriti itu bekerja untuk anak PT Angkasa Pura 1, yakni PT Angkasa Pura Support (APS).
"Adanya SE dari Angkasa Pura 1 sebagai pemberi kerja, yaitu mereka diminta melamar kembali, tapi salah satu syaratnya tidak adil, yaitu tidak bertato dan tidak pernah bertindik," kata Parta dalam keterangan tertulisnya, Selasa (23/11).
Berdasarkan keterangan koordinator sekuriti Wayan Suatrawan dan Agus Amik Santosa, mereka sudah bekerja di bandara selama 13-20 tahun. Selama ini tidak pernah ada masalah terkait tato, tindik dan hal lainnya.
Ilustrasi tato hand tapping. Foto: Iqbal FIrdaus/kumparan
"Mereka sudah bertato dan pernah bertindik saat sebelum menjadi Security Avsec dan memiliki lisensi, mereka diminta melamar tapi syaratnya tidak bertato dan tidak pernah bertindik," kata dia.
ADVERTISEMENT
Saat ini ada 136 personel sekuriti yang terancam tak dilanjutkan perjanjian kerjanya. Sementara informasi yang mereka himpun ada lebih dari 300 orang yang akan dihentikan kontraknya.

Tidak Relevan

Parta menilai ada beberapa alasan syarat bertato dan ada bekas tindik dalam situasi saat ini sudah tidak relevan. Pertama, mereka sudah bertato dan tindik saat direkrut.
"Lagian tatonya juga tidak terlihat ketika menggunakan seragam, masak gara-gara gambar burung kecil di lengan tidak dilanjutkan kontraknya," kata Parta.
Kedua, kondisi keuangan AP 1 Ngurah Rai mulai bangkit karena wisatawan domestik terus meningkat. Ketiga, syarat tersebut diskriminatif. Sebab, ada juga sekuriti yang sudah jadi tenaga tetap bertato.
"Mereka yang terancam tidak dilanjutkan kontraknya sebagian besar adalah warga lokal Bali dan rata-rata sudah berkeluarga dan punya anak, saya menduga rencana ini untuk menghindari beban pembayaran BPJS dan kemudian merekrut tenaga baru yang masih muda," kata Parta.
ADVERTISEMENT

Penjelasan Bandara Ngurah Rai

Menanggapi hal ini, Stakeholder Relation Manager Angkasa Pura I (Persero) Bandar Udara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali, Taufan Yudhistira, mengatakan, akhir tahun ini ada 1.200 lebih personel sekuriti yang habis masa kontraknya.
Sementara itu, kebutuhan untuk sekuriti tahun 2022 sekitar 900 orang lebih.
Mereka yang habis masa kerjanya wajib melakukan registrasi dan tes ulang.
"Karena kontraknya habis, maka ada kontrak baru dan dilakukan seleksi ulang," kata Taufan.
"Pemberlakuan aturan tato dan tindik diberlakukan untuk penerimaan ke depannya. Bukan untuk yang saat ini. Jadi yang ke depannya, yang benar-benar baru," kata Taufan.
ADVERTISEMENT
Ia mengatakan, aturan bebas tato dan tindik untuk tahun 2022 belum diterapkan. Mereka diseleksi sesuai dengan kinerja selama ini.
"Seleksi ini karena kinerja. Tak ada hubungannya (dengan tato dan tindik) untuk saat ini," kata Taufan.