news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

RDF Rorotan Tetap Beroperasi di Tengah Keluhan Warga soal Bau Tak Sedap

21 Maret 2025 11:57 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara bangunan sistem pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta. Foto: ANTARA/HO-WIKA
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara bangunan sistem pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta. Foto: ANTARA/HO-WIKA
ADVERTISEMENT
Gubernur Jakarta Pramono Anung mengatakan, Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara, tetap beroperasi sembari pihak pengelola menemukan solusi untuk menghilangkan bau tak sedap yang mengganggu penciuman warga sekitar.
ADVERTISEMENT
"Enggak (Tidak disegel)," singkat Pram kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/3).
Pemprov DKI Jakarta sendiri telah memberikan sejumlah solusi untuk permasalahan bau itu. Di antaranya dengan memasang deodorizer atau filter penyaring bau.
Pram sendiri juga meminta agar sampah-sampah yang belum sempat diolah dikeluarkan dulu dari RDF tersebut. Dikhawatirkan hal inilah yang menyebabkan permasalahan bau tak sedap.
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung memberikan sambutan dalam acara buka bersama di Kantor DPD Golkar, Cikini, Jakarta Pusat, Senin (17/3/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
"Tetapi sampai dengan belum diperbaiki saya meminta satu, seluruh sampah dikeluarkan, dibersihkan enggak boleh lagi ada sampah," kata Pram.
Pram mengatakan, fasilitas di RDF jauh lebih bagus dan lengkap dibandingkan di Bantargebang. Namun, dia mengakui ada kesalahan dalam pengoperasiannya.
"Padahal tempat sampah penampungannya sendiri sudah dirancang hanya untuk 5 ribu kapasitasnya 2.500. Artinya maksimum sampah itu hanya untuk 2-3 hari, enggak boleh lebih dari itu. Kemarin yang terjadi adalah sampahnya kelamaan sehingga dengan demikian baunya muncul kemudian ya mungkin bakterinya juga sudah terbentuk sehingga ketika dilakukan komisioning dampaknya itu dirasakan oleh masyarakat," jelas Pram.
Foto udara bangunan sistem pengolahan sampah di Refuse Derived Fuel (RDF) Plant Rorotan, Jakarta, Kamis (20/3/2025). Foto: Sulthony Hasanuddin/ANTARA FOTO
Namun ia tak menjelaskan secara detail sampah-sampah yang belum diolah RDF akan dibuang ke mana. Namun Pram memastikan akan bertanggung jawab pada warga yang terdampak, termasuk pada anak-anak yang disebut menderita ISPA akibat pengolahan sampah RDF.
ADVERTISEMENT
"Dan untuk itu kami bertanggung jawab untuk terhadap anak yang terkena ISPA dan sebagainya. Mungkin bukan hanya anak, mungkin ada keluarga dan saya juga meminta dalam radius 5 km pemantauan udara itu jangan hanya sekadar pemantauan untuk jernih atau enggak tetapi pemantauan udara untuk kesehatan yang penting untuk kesehatan. Jadi bukan lagi urusan bau tapi ini yang untuk kesehatan lebih utama," tuturnya.
Suasana perumahan JGC Cluster Yarra, Jakarta Timur, yang terdampak aroma busuk dari RDF Rorotan, Kamis (20/3/2025). Foto: Alya Zahra/kumparan
RDF Rorotan didirikan pada Mei 2024 di lahan seluas 7,78 hektare. Untuk membangun RDF ini, Pemprov DKI menggelontorkan dana lebih dari Rp 1,28 triliun. RDF Rorotan ini diklaim dapat mengolah 2.500 ton sampah per harinya.
Sayangnya kemampuan RDF tersebut dinilai masih belum cukup untuk menangani permasalahan Jakarta. Sebab setiap harinya Jakarta dapat memproduksi sebanyak 8 ribu ton sampah.
ADVERTISEMENT