Rebutan Daerah Kaya Minyak, Guyana dan Venezuela Sepakat Tak Mau Perang

15 Desember 2023 14:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Guyana Irfaan Ali berjabat tangan saat mereka bertemu di tengah ketegangan sengketa perbatasan, di Kingstown, St. Vincent dan Grenadines Kamis (14/12/2023). Foto: Miraflores Palace/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Guyana Irfaan Ali berjabat tangan saat mereka bertemu di tengah ketegangan sengketa perbatasan, di Kingstown, St. Vincent dan Grenadines Kamis (14/12/2023). Foto: Miraflores Palace/Reuters
ADVERTISEMENT
Guyana dan Venezuela pada Kamis (14/12) sepakat tidak akan menggunakan kekuatan dan meningkatkan tensi pertikaian. Kedua negara itu terlibat perebutan wilayah kaya minyak Esequibo.
ADVERTISEMENT
Persetujuan menghindari perang disepakati oleh Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Guyana Irfaan Ali yang bertemu di Saint Vincent and the Grenadines.
Wilayah Esequibo seluas 160 ribu meter persegi secara umum diakui sebagai bagian dari Guyana. Tapi Venezuela mengeklaim wilayah itu usai ditemukan cadangan minyak dan gas bumi dalam jumlah besar.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Presiden Guyana Irfaan Ali berjabat tangan saat mereka bertemu di tengah ketegangan sengketa perbatasan, di Kingstown, St. Vincent dan Grenadines Kamis (14/12/2023). Foto: Miraflores Palace/Reuters
Pada pernyataan bersama, kedua pemimpin sepakat "tidak akan saling ancam atau menggunakan kekuatan terhadap satu sama lain dalam keadaan apa pun."
"Kami akan menahan diri, baik dengan kata-kata mau pun perbuatan yang dapat meningkatkan konflik atau perselisihan," sambung pernyataan bersama itu seperti dikutip dari Reuters.
Pada Desember ini tensi antara dua negara Amerika Selatan itu meroket usai referendum untuk mendukung integrasi Esequibo digelar Venezuela. Caracas bahkan menolak ketentuan yurisdiksi yang ditetapkan Mahkamah Internasional (ICJ).
ADVERTISEMENT
Keadaan semakin memanas ketika Maduro pada pekan lalu menyatakan, akan mengizinkan eksplorasi minyak di Esequibo.
Sungai Esequibo di Guyana. Foto: Paolo Costa/Shutterstock
Setelah melewati sejumlah hari penuh ketegangan Ali akhirnya dipertemukan dengan Maduro. Pada pertemuan itu hadir pula perwakilan politik dan ekonomi dari berbagai lembaga internasional serta utusan khusus Brasil, Kolombia, hingga PBB.
"Ini adalah hari berguna, intens di tengah momen menegangkan di mana kami membicarakan fakta," ujar Maduro setibanya di Venezuela.
"Membela kebenaran Venezuela sangat lah berharga," sambung dia.
Sedangkan Ali menegaskan persoalan Esequibo hanya bisa diselesaikan oleh Mahkamah Internasional.
"Guyana berhak menyetujui dan memfasilitasi semua perkembangan, investasi, kerja sama, dengan dan mengeluarkan lisensi serta memberikan izin konsesi dalam ruang teritorial dan kedaulatan kami," kata Ali.
ADVERTISEMENT
"Guyana tidak ingin perang, tapi Guyana punya hak untuk bekerja sama dengan mitra kami demi memastikan pertahanan negara kami," sambung dia.
Ali turut memastikan bahwa telah mencapai kesepakatan dengan Maduro demi membuat wilayah tempat mereka tinggal sebagai zona perdamaian.
Dalam pernyataan bersama Guyana dan Venezuela setuju masalah hanya akan diselesaikan sesuai hukum internasional. Dua negara akan kembali berunding di Brasil dalam waktu tiga bulan ke depan.
Wilayah lepas pantai yang diperebutkan Venezuela dan Guyana mencakup seluruh produksi minyak di Guyana. Berkat ditemukan migas di Esequibo pada 2027 produksi minyak Guyana akan meroket sampai 1,2 juta barel per hari.