Reformasi Rekrutmen di Sekolah Perwira Polri Semoga Tak Setengah Hati

5 Maret 2017 14:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Ilustrasi pengamanan oleh petugas kepolisian (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pengamanan oleh petugas kepolisian (Foto: Aprilandika Hendra/kumparan)
Reformasi tengah dilakukan Polri dalam urusan rekrutmen dan seleksi sekolah bagi perwira Polri. Pesan Presiden Jokowi memang jelas dan tegas, Polri harus mau melakukan pembenahan di internal.
ADVERTISEMENT
Sejak lama isu miring memang merebak soal rekrutmen dan kesempatan sekolah bagi Perwira Polri. Isu itu seputar sesuatu yang tak beres dalam prosesnya. Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) bahkan dahulu pernah mengkritisi ini. 
Di bawah Kapolri Jenderal Tito Karnavian reformasi mulai dilakukan. Adalah Irjen Arief Sulistyanto yang ditunjuk menjadi komandan dalam reformasi internal Polri. Arief menjadi Asisten SDM Kapolri.
Arief memulainya dengan melakukan sumpah massal di atas kitab suci bagi panitia rekrutmen anggota Polri. Arief juga menyambangi daerah di Indonesia menekankan proses bersih, jujur dan berintegritas dalam proses rekrutmen.
Irjen Arief Sulistyanto dan jajaran Polda Maluku. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Irjen Arief Sulistyanto dan jajaran Polda Maluku. (Foto: Istimewa)
Memang menjadi isu yang selalu muncul, lewat uang pelicin masuk Polri bisa mudah.
Kemudian dalam proses sekolah perwira Polri, baik panitia dan perwira Polri diberi pengarahan untuk jujur. Segala macam katabelece titip-titipan pejabat kepolisian sampai uang suap adalah barang haram. Mereka yang semua ketahuan melakukan praktik hina itu akan diberi sanksi tegas hingga pemecatan.
ADVERTISEMENT
"Reformasi Polri ini patut diapresiasi," beber aktivis antikorupsi dari Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho dalam perbincangan dengan kumparan, Minggu (5/3).
Langkah kepolisian melakukan pembenahan memang patut didukung dan dikawal. Emerson memberi saran ada baiknya dibuat nomor telepon, alamat surat elektronik, atau saluran lain agar mereka yang tahu ada kecurangan bisa mengadu.
"Agar reformasi tak setengah hati. Ada saluran bagi mereka yang menjadi korban untuk menjadi justice collaborator mengungkap oknum curang," tegas Emerson.
Karena bagaimanapun patut diduga bisa saja ada saja oknum yang masih macam-macam. Dengan memanfaatkan animo yang besar dari masyarakat.
"Dan Polri harus melindungi mereka yang mengadu dengan data yang sahih," beber Emerson.
Untuk reformasi di tingkat sekolah perwira Polri, kesempatan sekolah adalah kesempatan untuk meningkatkan jenjang karier. Karenanya hanya yang terbaiklah yang memang pantas mendapatkan kesempatan. 
ADVERTISEMENT
"Semangat reformasi Polri ini juga harus diikuti pejabat lain. Jangan memberikan katabelece atau tekanan dalam menentukan siapa yang harus sekolah. Reformasi Polri ini adalah jawaban untuk masyarakat demi Polri yang lebih baik. Jangan dikotori," tutup dia.
Apel pasukan pengamanan Pilkada DKI Jakarta (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Apel pasukan pengamanan Pilkada DKI Jakarta (Foto: Ainul Qalbi/kumparan)