Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa Lewat Buku Ginandjar Kartasasmita

23 September 2020 16:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ginandjar Kartasasmita di Istana Negara, Jumat (24/8/2018). Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ginandjar Kartasasmita di Istana Negara, Jumat (24/8/2018). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Prof Ginandjar Kartasasmita selama ini dikenal sebagai seorang politikus senior Indonesia. Ia beberapa kali menjadi menteri di era Presiden Suharto dan Presiden BJ Habibie.
ADVERTISEMENT
Sosok Ginandjar juga dikenal sebagai pelaku sejarah di balik kebijakan ekonomi dalam mengatasi krisis 1998. Pengalamannya ini yang akhirnya ia kumpulkan menjadi satu dalam sebuah buku berjudul Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa.
Pembuatan buku ini awalnya adalah proyek jurnal saat Ginandjar diundang Profesor Jeffrey Sachs sebagai fellow di Harvard University. Kemudian, Menteri Pertambangan dan Energi Indonesia ke-8 ini melanjutkan jurnalnya dalam program visiting scholar di Harvard, hingga akhirnya dituangkan dalam sebuah buku dibantu Profesor Joseph Stern dan Profesor Timothy S Buehrer.
Peluncuran buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa karya Prof Ginandjar Kartasasmita. Foto: Dok. Istimewa
Menko Ekonomi, Keuangan, dan Industri Indonesia ke-6 ini mengatakan, penyusunan buku sempat mengalami penundaan karena kondisi ekonomi dan sistem pemerintahan Indonesia saat masa transisi.
"Buku yang asli (dalam bahasa Inggris) agak lama mulai 2001 baru selesai dipublikasikan 2006, saat itu publikasi berpusat di Singapura. Sesudah itu pun tidak segera selesai karena banyak perkembangan dan ditunda untuk mencakup pra krisis, termasuk sistem demokrasinya, pemilihan presiden atas dasar sistem baru akhirnya (buku) ditunda," kata Ginandjar saat webinar peluncuran buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa secara online, Rabu (23/9).
ADVERTISEMENT
Namun akhirnya berkat rekan-rekannya di Indonesia, buku asli yang berbahasa Inggris diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Salah satu pihak yang membantu dalam penyusunan buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa dalam versi bahasa Indonesia adalah ekonom dan pengamat BUMN dari UI, Toto Pranoto.
Prof Ginandjar Kartasasmita di peluncuran buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa. Foto: Dok. Istimewa
Toto menjelaskan isi buku yang disusun Ginandjar cukup jelas dalam menggambarkan kondisi Indonesia saat menghadapi krisis 1998 hingga masa transisi.
"Sebetulnya buku yang cukup menarik, menggambarkan kondisi yang jelas terkait proses kebijakan ekonomi, situasi krisis yang kita alami 98, 99, masa transisi saat Presiden Habibie, digambarkan secara jelas dan detail oleh pelaku sejarah, Prof Ginanjar," terang Toto dalam kesempatan yang sama.
Menurut Toto, pengalaman Indonesia saat menghadapi krisis 1998 yang diceritakan dalam buku Ginandjar bisa menjadi pembelajaran pemerintah saat ini dalam menghadapi krisis pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
"Ini juga relevan dengan kondisi sekarang karena mengalami krisis yang mungkin lebih dahsyat. Bagaimana pengalaman birokrasi, teknokrasi saat itu mengatasi krisis 98, 99. Ini menjadi cerita yangg bermanfaat, bisa ditarik hal-hal positif saat itu sehingga relevan dengan saat ini saat negara meng-handle krisis pandemi COVID-19," ungkap Toto.
Webinar peluncuran buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa. Foto: Dok. Istimewa
Sementara itu, Sekjen PMI yang juga Menteri ESDM pada 2014-2016 Sudirman Said yang turut hadir dalam peluncuran buku ini berpendapat buku karya Ginandjra adalah literasi yang sangat detail dalam menceritakan kondisi Indonesia saat menghadapi krisis 1998.
"Terjemahan bukunya juga sangat bagus, sangat Indonesia, seperti membaca novel, sangat detail angka-angkanya pasti sangat didukung riset. Kedua, sistematiknya luar biasa," ungkap Sudirman.
Menurut Sudirman, buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa sangat direkomendasikan untuk dibaca para akademisi, birokrat-teknokrat, bahkan masyarakat luas.
ADVERTISEMENT
"Jadi ini satu buku yang akademisi, dosen, birokrat-teknokrat perlu baca. Satu peninggalan yang sangat baik dan akan dikawal terus," terangnya.
Sudirman Said. Foto: Dok. kumparan
Sudirman memang memiliki kedekatan yang baik dengan sosok Ginandjar. Ia kerap menjadikan Ginandjar sebagai sosok panutan, termasuk saat ia menjabat Menteri ESDM.
"Saya takjub ada kata-kata yang saya ingat betul dari beliau, netral tidak cukup, melihat semua ini saja tidak cukup. Artinya kita diminta, para orang terdidik untuk berpihak, bersikap. Beliau juga aktivis organisasi, menaruh perhatian pada masalah korupsi, kemanusiaan, pemerataan. Saya tidak pernah melepaskan tulisan beliau, sampai tidak menyangka sekian puluh tahun, saya juga menduduki jabatan seperti beliau di ESDM," pungkas Sudirman.
Webinar peluncuran buku Reinventing Indonesia, Menata Ulang Bangsa dipandu oleh Direktur Eksekutif Institut Peradaban, M. Ichsan Loulembah, dan turut dihadiri sejumlah pengamat serta tokoh, seperti Guru Besar Ilmu Politik, Salim H. Said; Rektor Universitas Paramadina, Firmanzah; dan ekonom dan dosen FEB UI, Ninasapti Triaswati.
ADVERTISEMENT
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona