Rekonsiliasi Budaya, Dua Jalan di Surabaya Berganti Nama Khas Sunda

7 Maret 2018 18:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Acara Harmoni Budaya Sunda Jawa di Surabaya (Foto: Instagram @humasjogja)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Harmoni Budaya Sunda Jawa di Surabaya (Foto: Instagram @humasjogja)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rekonsiliasi budaya yang diprakarsai Gubernur Jawa Timur Soekarwo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Rekonsiliasi ini menandai berakhirnya 661 tahun permasalahan antara etnik Sunda dengan Jawa usai 'Tragedi Bubat'.
ADVERTISEMENT
Rekonsiliasi juga diwujudkan melalui penggantian dua jalan arteri di Kota Surabaya dengan menggunakan nama yang menyimbolkan kesundaan. Yakni, Jalan Prabu Siliwangi menggantikan nama Jalan Gunungsari serta Jalan Pasundan menggantikan nama Jalan Dinoyo.
Jalan Prabu Siliwangi ini akan berdampingan dengan Jalan Gajah Mada, sementara Jalan Pasundan berdampingan dengan Jalan Majapahit.
“Lewat peristiwa ini, permasalahan antara etnis Jawa dan Sunda yang terjadi sejak 661 tahun lalu, selesai hari ini. Alhamdulillah, baik saya dan Pak Aher akhirnya bisa menemukan satu titik kesamaan,” ujar Pakde Karwo, sapaan akrab Gubernur Jatim, pada acara Rekonsiliasi Budaya Harmoni Budaya Sunda-Jawa di Hotel Bumi Surabaya, Selasa (6/3).
Acara Harmoni Budaya Sunda Jawa di Surabaya (Foto: Instagram @humasjogja)
zoom-in-whitePerbesar
Acara Harmoni Budaya Sunda Jawa di Surabaya (Foto: Instagram @humasjogja)
Pakde Karwo mengatakan rekonsiliasi penting untuk memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya antara etnik Sunda dan Jawa. Pasalnya, akibat 'Tragedi Bubat' kerap terjadi perselisihan dalam hubungan kemanusiaan, seperti perkawinan, pendidikan dasar, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, ia berharap generasi saat ini menjadikan 'Tragedi Bubat' sebagai peristiwa sejarah kebudayaan. Namun, untuk perselisihannya ia berharap dilenyapkan.
Sementara itu, dalam orasinya Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menyambut baik rekonsiliasi Sunda dan Jawa. Aher mengaku juga akan melakukan hal serupa di Jabar, tepatnya di Kota Bandung. Dia berencana membuat Jalan Majapahit dan Jalan Hayam Wuruk di Kota Bandung.
"Nama Jalan Majapahit akan menggantikan Jalan Gasibu di tengah kota, kemudian Jalan Kopo diganti Jalan Hayam Wuruk. Estimasinya, penggantian kedua jalan ini dilakukan pada bulan April atau awal Mei 2018 mendatang,” katanya.
Aher sepakat rekonsiliasi ini menjadi bagian penting untuk mempererat hubungan antara etnis Sunda dengan Jawa. “Sampai saat ini, ada orang Sunda yang tidak mau disebut orang Jawa, padahal mereka tinggalnya di Pulau Jawa. Nantinya, disebut orang Jawa berbahasa Sunda. Rekonsiliasi ini akan membawa dampak psikologis untuk merekatkan kita” katanya.
ADVERTISEMENT
Terlebih, jumlah etnik Jawa mencapai 42 persen dari seluruh etnik di Indonesia, sedangkan etnis Sunda mencapai 14 persen. Jika digabungkan, jumlahnya mencapai 56 persen atau separuh lebih dari seluruh etnis di Indonesia.
“Artinya jika masalah Jawa dan Sunda selesai, maka perkara-perkara besar di Indonesia juga selesai” ujarnya.