Rekonstruksi Kasus Siswa Nias Tewas Diduga Usai Dipukul Kepsek, Ada Fakta Baru

23 April 2024 17:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi melayat ke rumah duka siswa SMK di Nias, Yaredi Nduru, yang tewas diduga dipukul Kepsek Foto: Dok. Polres Nias Selatan
zoom-in-whitePerbesar
Polisi melayat ke rumah duka siswa SMK di Nias, Yaredi Nduru, yang tewas diduga dipukul Kepsek Foto: Dok. Polres Nias Selatan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada fakta baru dalam kasus tewasnya siswa SMK Negeri 1 Siduaori, Nias Selatan, bernama Yaredi Nduru (17 tahun) yang diduga disebabkan oleh pukulan kepseknya inisial SZ (37).
ADVERTISEMENT
Polisi sudah menggelar rekonstruksi pada Senin (21/4) kemarin.

Lantas, apa fakta terbarunya?

Kasat Reskrim Polres Nias Selatan AKP Freddy Siagian rekonstruksi dilakukan selama 90 menit. Ada 17 adegan yang dilakukan.
Meski begitu, ada perubahan kronologis data. Sebelumnya, kejadian disebut terjadi pada Sabtu (23/4). Terbaru, berdasarkan hasil penyelidikan kejadian ternyata terjadi pada Sabtu (16/3). Jumlah siswa yang dipukul juga bukan 7, melainkan 8 orang.
“Adapun rekonstruksi digelar di SMK 1 Siduaori dengan menghadirkan diduga pelaku SZ, para saksi, dan petugas Kepolisian sebagai pengganti korban YN,” kata Freddy dalam keterangannya, Selasa (23/4).
“Tak hanya itu, pada pelaksanaan reka ulang juga mendapat pengamanan dari petugas yang juga disaksikan oleh orang tua korban untuk melihat langsung adegan per adegan yang diperagakan terlapor SZ,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Fakta berikutnya, kata Freddy, berdasarkan hasil rekonstruksi, SZ memang benar memukul dahi delapan siswanya itu. Penyebabnya, SZ menerima laporan dari camat bahwa siswanya itu tak menjalankan praktik magang dengan baik.
“Berdasarkan hasil rekonstruksi, diperlihatkan pelaku SZ yang merupakan kepala sekolah dari korban telah memukul kening korban YN sebanyak lebih dari tiga kali dengan menggunakan sisi luar dari kepalan tangannya,” kata dia.
“Dengan alasan memberikan pembinaan karena adanya laporan dari sekretaris camat Siduaori bahwa kelima siswa tersebut tidak melaksanakan prakerin (praktik industri) dengan baik saat di Kantor Camat Siduaori,” jelasnya.
Belum ada penetapan tersangka dalam kasus ini. Polisi masih melakukan penyelidikan.

Korban sempat mengigau

Yaredi meninggal pada Senin (15/4). Sebelum meninggal, ia sempat mengigau dengan menyebut bahwa penyebab sakitnya adalah 5 pukulan dari kepseknya.
ADVERTISEMENT
“Keterangan dokter bahwa ada bekas dari pukulan di bagian kening dan salah satu saraf tidak berfungsi di bagian kening korban, sehingga korban sakit parah,” kata Freddy.