Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Rekonstruksi Penembakan Gamma: Ada Celurit tapi Beda dengan Celurit Konpers
30 Desember 2024 20:50 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Polda Jawa Tengah menggelar rekonstruksi kasus penembakan siswa di Kota Semarang hingga tewas oleh anggota polisi, Aipda Robig. Polisi masih bersikukuh korban Gamma Rizkynata Oktavandy (17 tahun) dan teman-temannya hendak melakukan tawuran.
ADVERTISEMENT
Rekonstruksi bersama jaksa penuntut umum itu digelar sejumlah lokasi. Tidak hanya memperagakan adegan saat Robig menembak Gamma dkk di depan Alfamart Candi Panataran Raya, melainkan sejak dari awal bagaimana Gamma dkk bersama teman-temannya berpindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain.
Gamma disebut mengendarai sepeda motor iring-iringan sambil berbonceng 3. Salah satu rekan Gamma yang duduk di belakang Gamma diperlihatkan membawa celurit.
Kabidhumas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, mengatakan rekonstruksi dimulai dari anak-anak yang berkumpul di suatu lokasi kemudian berpindah ke Jalan Simongan untuk melakukan perkelahian atau tawuran.
"Perkelahian antar-kelompok itu tidak jadi karena salah satu kelompok membawa sajam atau celurit. Akhirnya mereka kembali ke motor dan mereka ternyata bukan bubar, mereka mengambil sajam masing-masing dan mengejar dan terjadilah kejar mengejar menggunakan sepeda motor," ujar Artanto, Senin (30/11).
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, celurit di rekonstruksi ini berbeda dengan celurit yang diperlihatkan oleh Artanto dan Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar dalam konpers. Berikut penampakannya:
Ternyata, celurit di dalam rekonstruksi adalah replika, sedangkan di konpers celurit asli. Irwan, dalam konpers, menyebut bahwa celurit adalah milik Gamma yang diserahkan kepada Dani.
Bertemu Aipda Robig
Dalam rekonstruksi aksi kejar-kejaran itu kemudian berlanjut di lokasi penembakan. Sebelum penembakan, kedua kelompok ini melintas bertemu dengan Aipda Robig.
"Yang sampai di lokasi penembakan di mana Aipda R ini sedang melintas di Jalan di Alfamart melihat aksi kejar-mengejar. Pada saat itu setelah melintas dari rombongan tersebut salah satu rangkaian dari yang dikejar itu berhasil menghilang di salah satu gang dan yang mengejar balik kanan, melintas kembali Aipda R dan di situlah peristiwa penembakan itu terjadi," jelas Artanto.
ADVERTISEMENT
Saat itu, Robig mengira mereka adalah begal. Ia kemudian menembak Gamma dkk, padahal saat itu Gamma dkk tidak ada yang melakukan penyerangan terhadap Robig.
"Jadi Aipda R memang sudah terbukti itu excessive action perbuatan yang seharusnya tidak dilakukan, perbuatan yang berlebihan. Seharusnya tidak perlu ditembakkan ke anak-anak tersebut, walaupun anak-anak itu dikira begal ya karena tidak membahayakan bagi Aipda R, ini koreksi buat yang bersangkutan," jelas dia.
Dalam rekonstruksi ini, juga diperagakan saat Aipda Robig mengadang para korban dan melesatkan tembakan empat kali dari jarak kurang dari 2 meter. Total ada tiga motor dengan delapan orang.
"Betul jadi ada empat kali tembak. Ada tembakan peringatan tembakan kesatu, dan tembakan (lainnya menyasar) ke sepeda motor (korban)," ujar Artanto.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jateng Kombes Pol Dwi Subagio menyebut Gamma dkk sempat memepet motor Robig saat mereka berpapasan di jalan.
"Tidak terjadi senggolan hanya mepepet saja," kata Subagio.
Robig menembak mati Gamma Rizkynata Oktavandy (17) siswa SMK 04 Kota Semarang. Siswa anggota Paskibra itu meninggal dunia pada Minggu (24/11) setelah mendapat perawatan di RSUP dr Kariadi Semarang.
Tak hanya Gamma, ada 2 anak lain yang menjadi korban penembakan tetapi mereka selamat.
Sebelumnya, saat masih menjabat Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Irwan Anwar mengatakan mereka merupakan gerombolan gangster atau kreak yang sedang tawuran.
Anggota yang menembak mereka disebut sedang melerai tawuran tersebut namun akhirnya dilakukan tindakan tegas lantaran mereka menyerang petugas.
ADVERTISEMENT
Namun pernyataan tersebut dibantah oleh Kabid Propam Kombes Pol Aris Supriyono. Aris mengatakan, penembakan ini justru tidak terkait dengan tawurannya yang disebut dilakukan korban.
Robig sudah dipecat sebagai anggota Polri dalam sidang kode etik yang digelar Senin (9/12) kemarin. Ia juga sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus kematian Gamma.
Namun Robig tak terima dengan pemecatannya, dan mengajukan banding.