Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.99.0
Rekonstruksi Polisi Aniaya Warga Semarang: Ada Beda Keterangan dari Saksi Polisi
28 Februari 2025 14:42 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
AKP Haryadi, tersangka kasus kematian warga Semarang bernama Darso, menjalani rekonstruksi bersama lima orang polisi lainnya yang berstatus sebagai saksi. Ada perbedaan antara keterangan saksi dan tersangka.
ADVERTISEMENT
Adegan rekonstruksi itu berlangsung di Jalan Purwosari Raya, Mijen, tepatnya di pinggir sebuah kebun tempat Darso diinterogasi. Di tempat itu Darso bersama Haryadi dan lima anggota polisi dari Yogyakarta yaitu Iswadi, Abdul Mutholib, Taufik, Nanang, dan Triyanto.
Dalam rangkaian adegan rekonstruksi itu para saksi dan Hariyadi diminta keterangan bergantian sembari memperagakan apa yang mereka tahu pada malam kejadian, tanggal 21 September 2024. Namun, ternyata keterangan para saksi dan Hariyadi berbeda.
Para saksi menyebut saat mengintrogasi Darso, Hariyadi menampar Darso menggunakan sandalnya. Selain itu, saksi juga menyebut Hariyadi sempat memukul Darso menggunakan tangan kosong saat Darso terjerembab ke arah kebun.
"Dia langsung begini, Ndan (mempraktikkan memukul pipi kanan-kiri Darso lima kali). Terus saya melihat sebuah pukulan ke depan," ujar saksi Triyanto pada penyidik, Jumat (28/2)
ADVERTISEMENT
Namun, saat Hariyadi diminta memperagakan aksinya, dia hanya memperagakan saat dirinya menampar pipi Darso menggunakan sandal.
Ia menyebut, setelah itu Darso jatuh sendiri dan mengeluh soal jantungnya yang kemudian ditolong saksi Nanang.
"Dia jatuh miring (megang dada kiri). Nah rekan-rekan pada nolong. Yang saya ingat yang nolong pertama Nanang. Saya bilang, bawa rumah sakit," jelas Hariyadi.
Saat ditanya penyidik apakah ada gerakan lain setelah menampar menggunakan sandal, Hariyadi tidak menyebut adanya soal pemukulan.
Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto, mengatakan rekonstruksi dilakukan untuk memastikan kecocokan keterangan antara saksi, tersangka dan kondisi di lokasi.
"Kita melihat konsistensi keterangan tersangka dan saksi yang diperiksa penyidik dan sandingkan dengan bukti dan situasi kondisi lapangan. Jika penyidik menyaksikan ada ketidakkonsistenan hasil keterangan maka jadi bahan temuan, akan melakukan penyidikan selanjutnya," ujar Artanto, Jumat (28/2).
ADVERTISEMENT
Terkait perbedaan keterangan antara Hariyadi saksi terkait pemukulan yang dilakukan, maka akan jadi pertimbangan penyidik.
"Nanti perkembangan, antara mengaku atau tidak mengaku, nanti keterangan terakhir. Nanti mengutamakan bukti, alat bukti, keterangan saksi, saksi ahli hukum dan saksi lain," jelas dia.
Artanto juga belum bisa mengungkap soal motif Hariyadi melakukan penganiayaan. Termasuk juga soal hasil ekshumasi makam Darso.
"Hasil ekshumasi akan jadi bahan penyidik, nanti suatu saat akan sampaikan. Hasil rekonstruksi ini jika ada ketidaksesuaian atau inkonsisten, hasil ekshumasi akan jadi bahan penyidik," kata Artanto.