Rekrutmen Petugas Haji Masih Manfaatkan Ordal, Anies: Buka Jadi Transparan

9 Februari 2024 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Capres 01, Anies Baswedan dalam dialog bertajuk "Haji untuk Semua" bersama Bachtiar Nasir di Al Azhar Jakarta, Kamis (8/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Capres 01, Anies Baswedan dalam dialog bertajuk "Haji untuk Semua" bersama Bachtiar Nasir di Al Azhar Jakarta, Kamis (8/2/2024). Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Calon presiden nomor urut 01, Anies Baswedan mengatakan fenomena orang dalam alias 'Ordal' dalam rekrutmen Petugas Haji karena minimnya transparansi. Ia pun mendorong diterapkannya transparansi agar ada pengawasan.
ADVERTISEMENT
"Sudah saatnya ini dibuka menjadi transparan," kata dia saat menjadi narasumber di dialog Semua Bisa Haji, Kamis (8/2).
Anies mengatakan kalau lawan dari transparansi adalah manipulasi. Maka untuk menghindari terjadinya manipulasi rekrutmen Petugas Haji, mestinya informasi dibuka secara publik.
Sebelumnya, dalam kegiatan dialog Semua Bisa Haji salah satu peserta bertanya kepada Anies. Dalam ketentuan Petugas Haji ada perubahan di mana bisa merekrut Non-ASN. Namun menjadi celah untuk terlibat sebagai Petugas Haji mengandalkan koneksi di dalam instansi terkait.
"Ketika dibuka transparan siapa yang bertugas, potensinya apa latar belakangnya apa, maka publik akan mengawasi," katanya Anies.
Anies mengatakan fenomena 'Ordal' ini memang menjadi masalah. Anies berkomitmen memberantas 'Ordal' dengan menerapkan meritokrasi.
ADVERTISEMENT
"Kita bawa mengembalikan perubahan dari koneksi ke meritokrasi," katanya.
Anies mengatakan dengan menerapkan meritokrasi rekrutmen Petugas Haji maka memberikan kesempatan yang adil bagi semuanya.
"Kesempatan itu diberikan ke siapapun kepada mereka yang berprestasi bukan kepada mereka yang punya koneksi. Ini kita kembalikan," katanya.
Anies mengaku pernah merasakan pengalaman yang janggal ini ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Ia menyebutkan pernah mempertanyakan beberapa hal kenapa bisa ada petugas haji yang tidak kompeten.
"Saya merasakan itu ketika di DKI, petugas haji yang mayoritas, fine. Tapi selalu ada Petugas Haji yang kalau kita baca bisa apa enggak jadi petugas haji. Ada pernyataan bisa gak jadi petugas haji? Iya, iya, masuk kok bisa?," katanya.
ADVERTISEMENT
Anies menyinggung pengawasan. Ia mencontohkan proses rekrutmen siswa di sekolah di Jakarta. Ia mengatakan rekrutmen siswa menjadi rapi karena adanya pengawasan.
"Kami merekrut siswa sekolah di Jakarta menjadi rapi, bukan diawasi oleh negara, tapi diawasi oleh seluruh orang tua dari Jakarta," katanya.
Hal tersebut tercipta karena tingginya tingkat pengawasan orang tua. Jika melihat kejanggalan dapat melaporkan.
"Yang membuat rapi, kenapa? Karena seluruh orang tua lihat, kalau ada yang aneh-aneh, kami lapor," katanya.
Ia menegaskan kembali kalau persoalan 'Ordal' ini akan dituntaskan.
"Mudah-mudahan nanti apa yang disampaikan. Bisa kita bereskan," katanya.
(RB)