Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
ADVERTISEMENT
Nama Ketua BEM UGM M Atiatul Muqtadir atau akrab disapa Fathur, menjadi pembahasan di media sosial. Pemikirannya soal penolakan RKUHP yang dia sampaikan dalam program Indonesia Lawyers Club (ILC) di TVOne dinilai merepresentasikan pemikiran masyarakat luas. Warganet tak segan memuji keberanian Fathur.
ADVERTISEMENT
Terkait hal itu, Rektor UGM Panut Mulyono mengaku belum menonton acara tersebut. Namun dia mengapresiasi keberanian Fathur dalam menyampaikan pendapat.
"Saya enggak sempat nonton, saya (sedang) buat naskah presentasi. Belum nonton," ujarnya saat dihubungi kumparan, Rabu (25/9).
"Tanggapan dari kampus ya artinya meng-appreciate, artinya mahasiswa kami diapresiasi (masyarakat) kami ya senang," katanya.
Panut juga menjelaskan bahwa kampus tidak pernah mengintervensi mahasiswa dalam menyampaikan pendapat. Hanya saja dia selalu menyarankan kepada mahasiswa hingga BEM bahwa harus ada dasar yang kuat jika mengkritik, seperti melakukan kajian yang komprehensif.
"Kami selalu menyarankan kalau seorang mahasiswa atau BEM itu mempunyai hal-hal yang berbeda ataupun mengkritisi sesuatu itu harus sangat kritis, kalau ada misalnya RUU yang mau diundangkan. Kemudian BEM tidak setuju ya dibaca dulu semuanya mana yang tidak setuju itulah yang disampaikan, itulah yang diungkapkan," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Begitu lho jadi harus kritis, kajian itu harus kritis baru menyampaikan keberatannya, ketidaksetujuannya dengan argumen yang bagus," imbuh Panut.
Prinsipnya, menurut Panut, UGM juga tidak ingin mahasiswanya atau BEM kampus hanya ikut-ikutan mengkritik namun belum paham betul apa yang dia kritisi. Selain itu jangan sampai mahasiswa terpengaruh kabar-kabar hoaks.
"Misalnya demo kemudian ditanya apa to mas tujuannya, misalnya enggak tahu. Pasal mana to yang ada tidak setuju, bagian mana to yang ada tidak setuju, (kalau) tidak tahu itu kan ya repot," kata Panut.
Panut mengaku kenal baik dan dekat dengan Fathur. Hanya saja terkait isu RKUHP ini keduanya belum saling berdiskusi. Dia mengaku dalam waktu dekat akan berdiskusi soal ini dengan Fathur.
ADVERTISEMENT
"Beliau baik dengan saya sering komunikasi, tapi untuk yang kemarin belum komunikasi dengan saya," katanya.
"Jadi mahasiswa harus kritis kemudian tidak terbawa berita hoaks, ajakan-ajakan hoaks. Tapi hal-hal yang ada kekurangan dalam suatu RUU dan itu perlu diperjuangkan (mahasiswa), kita semuanya tentu apresiasi," pungkasnya.
Sebelumnya di ILC TVOne, Fathur melontarkan kritik pedas kepada DPR dan pemerintah atas penundaan pembahasan sejumlah RUU. Netizen menilai pemikiran Fathur brilian, kritikannya tajam, namun pembawaannya tetap tenang.
"Tunda itu kan bahasa politisnya, saat paripurna itu adanya tolak atau terima, enggak ada tunda. Apalagi kalau kita baca beritanya, ditunda lalu tiba-tiba ada statement, 'Ya kan kita masih punya masa waktu paripurna sampai 30 September.' Loh, padahal mahasiswa bukan pengin ditunda, mahasiswa ingin tolak," kata Fatur.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, poster-poster bergambar Fathur dengan potongan-potongan ucapannya berseliweran di Twitter. Sejumlah netizen menganggap Fathur sebagai idola baru anak muda.