Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Cerita bantuan sosial berupa sembako salah sasaran dialami oleh Rektor Universitas Ibnu Chaldun Jakarta, Musni Umar. Dia tiba-tiba mendapat sembako yang dikirim ke rumahnya pada Kamis (30/4).
ADVERTISEMENT
"Saya menerima bansos dari Presiden Jokowi. Saya enggak tahu (alasannya), kemungkinan karena saya dosen. Orang anggap dosen itu apalagi swasta, hidupnya susah," ucap Musni Umar kepada kumparan, Jumat (1/5).
Menurut profesor sosiologi itu, satu paket sembako itu dikirimkan ketua RT ke rumahnya di Jakarta Selatan. Saat ditanya, Ketua RT menyebut karena Musni Umar dosen.
"RT ngomong begitu. Ok saya terima, KTP saya difoto mungkin untuk dilaporkan, nanti saya serahkan kepada yang lebih berhak. Ada nama saya (di daftar penerima bansos)," ujarnya.
Saat itu juga, Ketua RT menyebut sembako akan diberikan 3 kali. Kalau merasa tidak berhak, maka nama bisa dihapus. Namun Musni menolak, karena sembako itu akan dia berikan kepada mahasiswa perantauan di kampusnya.
ADVERTISEMENT
"Saya telepon Ketua BEM, sudah dapat sembako? Oh, enggak dapat, kami bukan warga DKI. Mau enggak sembako dari Presiden? Mau," cerita Musni.
Dia menyebut fakta soal sembako ini menunjukkan masih ada masalah dalam pendataan soal siapa yang berhak menerima. Padahal, menurutnya, ada kelompok mahasiswa perantau yang tak tersentuh bantuan tapi juga tidak bisa pulang ke kampung halaman.
"Mungkin barangkali pendataan itu kurang teliti, dan memang ini harus diperbaiki. Jadi betul-betul yang diberikan yang memang tidak mampu," ucapnya.
--------------------------
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona )
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
Live Update