Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.2
Rektor IPB Arif Satria Terpilih sebagai Ketua Umum ICMI
7 Desember 2021 16:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Prof Arif Satria resmi terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI ) periode 2021-2026. Ia menggantikan Jimly Asshidiqqie yang merupakan ketua umum periode 2015-2020.
ADVERTISEMENT
Terpilihnya Arif berdasarkan hasil Muktamar ICMI yang berlangsung di Bandung, Jawa Barat, pada 4-6 Desember 2021.
"Saya berterima kasih atas dukungan para peserta Muktamar. Insyaallah amanah yang diberikan akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya," kata Prof Arif dikutip dari Antara, Selasa (7/12).
Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University itu mengungkapkan, ICMI akan bertransformasi menjadi organisasi yang lebih responsif terhadap perubahan. Serta, akan memberikan warna dan pengaruh yang kuat bagi Islam di Indonesia.
Dalam mengemban jabatan barunya, Arif akan melaksanakan empat agenda transformasi yang terangkum dalam visinya. Pertama, menjadikan ICMI sumber inspirasi bangsa, mengingat organisasi tersebut berisi para cendekiawan yang memiliki nilai lebih dalam memahami arus perubahan, serta menawarkan agenda-agenda solusinya.
"Inspirasi adalah proses menggerakkan pikiran dan tindakan orang lain. Oleh karena itu, ICMI harus menginspirasi dengan platform besar bagaimana mengkonstruksi peradaban baru yang dipicu tiga disrupsi di atas," ungkap Arif.
ADVERTISEMENT
Menurut Arif, platform besar ICMI di era disrupsi ini harus memuat kerangka ideologis dan teknokratis tentang solusi masa depan. Hal ini dinilainya bisa menjadi inspirasi bagi pemerintah, dunia usaha, ormas Islam, hingga masyarakat luas agar makin optimistis dalam merespons perubahan.
"Di sinilah peran universalitas ICMI menguat, sehingga kehadiran ICMI sangat dinanti oleh publik karena membawa manfaat universal. Yakni, manfaat yang muncul dari peran ICMI sebagai salah satu poros utama perubahan," kata Arif.
Agenda kedua adalah menjadikan ICMI sebagai rumah besar umat Islam, karena ICMI tidak meninggalkan perannya dalam membangun kebersamaan umat Islam dalam proses transformasi.
"ICMI beranggotakan para cendekiawan yang berafiliasi pada ormas besar Islam. Dengan demikian, ICMI bisa menjadi hub yang berfungsi memperkuat konektivitas antar ormas Islam agar lebih sinergis dan kolaboratif," terang dia.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Arif mengungkapkan ICMI harus bergandengan dengan ormas-ormas Islam untuk merespons tantangan perubahan, sehingga umat Islam di Indonesia benar-benar menjadi bagian penting dari masa depan bangsa.
Dengan demikian, dapat tercipta keseimbangan semangat keislaman dan keindonesiaan ICMI benar-benar terlihat nyata.
Kemudian agenda ketiga adalah ICMI harus terus mengawal proses transisi demokrasi. Ia menganggap demokrasi di Indonesia saat ini masih berciri demokrasi prosedural, sehingga bukan substansial.
"Namun, proses ke arah demokratis substansial harus terus berlanjut hingga mencapai titik kematangan kita dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, ICMI harus menjalankan peran politik moral, bukan politik praktis," jelas Arif.
Ia juga ingin ICMI menjadi bagian dari solusi, serta bukan bagian dari masalah dan konflik. Sehingga, sebagai salah satu komponen masyarakat sipil, ICMI dapat berperan secara etik mengawal terwujudnya kehidupan berbangsa dan bernegara yang sehat secara politik, adil secara sosial, dan makmur secara ekonomi.
ADVERTISEMENT
Agenda keempat, Arif ingin menjadikan ICMI memiliki kepeloporan dalam agenda aksi. Pasalnya, lahirnya Bank Muamalat tidak terlepas dari peran ICMI di masa lalu.
"Ini bukti agenda aksi yang sukses. Dengan berkembangnya situasi seiring tiga disrupsi besar maka bangsa ini perlu terobosan-terobosan baru dalam bentuk agenda aksi baik dalam inovasi teknologi, ekonomi, pangan 4.0, lingkungan, pendidikan, maupun inovasi sosial," tutup Arif.