Rektor IPB Ungkap Alasan Beri Gelar Doktor Honoris Causa ke Letjen Doni Monardo

27 Maret 2021 10:42 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengukuhan Guru Besar Rektor IPB Arif Satria Foto: istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengukuhan Guru Besar Rektor IPB Arif Satria Foto: istimewa
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo dianugerahi Doktor Honoris Causa atau Doktor Kehormatan di bidang Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan oleh Institut Pertanian Bogor (IPB). Rektor IPB Arif Satria menyebut Doni telah berkontribusi besar di sektor lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dalam orasinya, Arif membeberkan beberapa alasan pemberian gelar honoris causa kepada Doni Monardo. Salah satunya terkait program yang berhasil Doni usung di sektor sumberdaya alam dan lingkungan meredam konflik di Maluku.
"Sumber daya alam dan lingkungan juga memiliki peran yang sama dalam proses perdamaian. Ini teoritik yang bisa jelaskan sumberdaya alam lingkungan dengan perdamaian, bahwa proses governance yang baik dalam pengelolaan lingkungan dan alam akan meredakan konflik," kata Arif dalam orasinya, Sabtu (27/3).
Adapun program yang dimaksud Arif adalah gagasan emas biru dan emas hijau yang digagas Doni Monardo saat menjabat sebagai Pangdam XVI/Pattimura.
Doni Monardo meresmikan Rumah Sakit COVID-19 RSUD Ir. Soekarno di Kepulauan Bangka Belitung. Foto: Dok. BNPB
Diketahui, gagasan ini dinilai berhasil meredam konflik dengan mengajak kelompok mantan separatis, kaum radikal, bahkan kelompok-kelompok antar-desa yang bertikai untuk bisa bergotong royong membangun dan memanfaatkan sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
Gagasan Emas Biru merupakan program budidaya perikanan dengan mengajak peran serta masyarakat. Sedangkan Emas Hijau adalah program untuk mengembalikan kejayaan rempah rempah Maluku dalam bentuk budidaya lahan oleh masyarakat.
"Apa yang dilakukan oleh bapak Letjen Doni Monardo dengan gagasan emas biru, emas hijau, telah sukses menjadi peredam konflik di Kepulauan Maluku, dan ini merupakan langkah yang baik sekali dalam menciptakan stabilitas sosial dengan pengelolaan lingkungan dan SDA secara adil," kata Arif.
Arif juga menyinggung soal pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang adil. Menurutnya, diperlukan komitmen tinggi untuk menegakan kedaulatan di bidang pangan, energi, dan kesehatan dalam tujuan prinsip keberlanjutan di sektor lingkungan.
Kepala BNPB Doni Monardo memimpin rapat koordinasi penanganan COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Foto: BNPB
"Maka juga diperlukan sebuah proses dari mulai yang sifatnya kultural pendidikan lingkungan dan pelatihan, bagaimana kita mampu mobilisasi sumberdaya dengan membangun kolaborasi antara pemerintah perguruan tinggi, LSM, masyarkat, industri, kita juga perlu memulihkan keanekaragaman hayati, spesies, dan ekosistem, serta membangun kolaborasi di bidang hukum serta advokasi kebijakan," kata Arif.
ADVERTISEMENT
Semua itu, kata dia, bisa dilakukan apabila memperkuat environmental leadership. Kepemimpinan lingkungan, kata dia, merupakan konsep penting dalam upaya prinsip-prinsip keberlanjutan di sektor lingkungan dan sumberdaya alam. Dan ini, telah dilakukan oleh Doni Monardo.
"Di sinilah letak argumen mengapa IPB memberikan Doktor Kehormatan, Doktor Honoris Causa kepada bapak Letjen Doni Monardo berkaitan dengan isu-isu yang tadi saya sampaikan," kata dia.
Ketua Satgas Penanganan COVID-19 sekaligus Kepala BNPB Letjen TNI Doni Monardo menghadiri konferensi pers di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet Kemayoran di Jakarta. Foto: Galih Pradipta/Antara Foto
"Pada 20 November 2020, IPB telah menimbang melalui proses yang sangat panjang, proses kurang lebih 1 tahun mengkaji sepak terjang Bapak Letjen Doni Monardo dalam environmental leadership dalam karya-karyanya di lapangan untuk pengelolaan lingkungan dan SDA maka di tahun 2020 senat akademik berikan persetujuan pemberian gelar Doktor Kehormatan atau Doktor Honoris Causa kepada Letjen Doni Monardo di bidang ilmu pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Adapun tim promotor gelar Doktor Kehormatan ini adalah: Prof Dr Ir Hadi Susilo Arifin; Prof Dr Ir Widiatmaka; Prof Dr Ir Anas M Fauzi; Prof Dr Ir M H Bintoro; dan Dr Ir Soeryo Adiwibowo.