Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Rektor IST AKPRIND: Dwi Hartanto Punya Potensi Jadi Ilmuwan Besar
10 Oktober 2017 17:41 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Kebohongan ilmuwan Dwi Hartanto satu per satu terkuak. Dwi pun mengakui banyak hal tentang perjalanan penelitian dan kariernya selama ini adalah kebohongan.
ADVERTISEMENT
Dwi Hartanto ternyata lulusan Institut Sains dan Teknologi (IST) APKRIND, sebuah kampus swasta di Yogyakarta dengan akreditasi B, dan bukan lulusan kampus di Jepang.
Rektor Institut Sains dan Teknologi (IST) AKPRIND Amir Hamzah menilai, Dwi sebenarnya punya potensi besar. Amir juga yakin jika Dwi benar-benar insaf, impiannya menjadi ilmuwan akan menjadi kenyataan.
"Tidak tertutup kemungkinan dia akan menjadi ilmuwan yang hebat di masa yang akan datang asal dia tidak melakukan kebohongan," kata Amir saat dihubungi kumparan (kumparan.com), Selasa (10/10).
Meski kampusnya sempat tidak diakui oleh Dwi, Amir tetap menaruh keyakinan besar pada Dwi. Amir yang pernah menjadi dosen Dwi menduga ada beberapa hal yang membuat mantan mahasiswanya itu berubah dan rela berbohong.
ADVERTISEMENT
"Persoalannya dia punya potensi di bidang virtual reality programming, tapi dia tidak punya aerospace engineering. Mungkin ingin mendompleng Habibie (Presiden ke-3 RI). Tapi menurut saya rasa tidak perlulah. Kembalilah pada jati diri kemampuannya itu," imbuh Amir.
Amir meminta Dwi tetap pada jalur yang benar dengan menyampaikan kebenaran. Secara kelembagaan, AKPRIND memang tidak bisa bertanggung jawab terhadap Dwi karena dia sudah lama lulus. Tapi, beban moral tetap harus dihadapi AKPRIND.
"Kami orang yang paling terpikul karena orang bisa berimajinasi, bagaimana sih kuliah di AKPRIND bisa melahirkan pembohong. Padahal kita hanya mengajarkan kejujuran, etika, disiplin. Di dalam menulis skripsi kita ada bagaimana mendeteksi plagiat. Pesan kita sudahlah ini yang terakhir," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Dwi tercatat sebagai mahasiswa IST AKPRIND pada 2001-2005. Dia menjadi mahasiswa Fakultas Teknologi Industri, Program Studi Teknik Informatika. Dwi juga lulus dengan IPK 3,88 dengan menyandang predikat mahasiswa terbaik.
Namun, selama ini Dwi menyembunyikan identitasnya itu. Dia sesumbar merupakan mahasiswa Tokyo Institute of Technology, Jepang, bukan mahasiswa IST AKPRIND.