Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Dua mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) berinisal RD dan IN diduga menjadi joki seleksi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya. Menanggapi hal itu, Rektor UGM Panut Mulyono, membentuk tim etik untuk investigasi.
ADVERTISEMENT
Hasil investigasi tim etik nantinya yang akan menentukan sanksi untuk dua mahasiswa tersebut. "Ketika mahasiswa melakukan pelanggaran berat, sanksinya dikeluarkan," kata Panut, di kantornya, Jumat (24/5).
Menurut Panut, dalam kasus joki ini, dia belum bisa memastikan pelanggaran yang dilakukan mahasiswanya itu. "Masalah menjadi joki, (apakah) itu masuk kategori (pelanggaran) ringan, sedang atau berat, perlu dilihat di peraturan," ujar dia.
Panut juga mengatakan sebenarnya UGM belum menerima laporan resmi dari UM Surabaya soal kasus joki ini. Panut hanya tahu dari pemberitaan media yang menyebut dua mahasiswanya jadi joki.
"Kami tahunya dari berita dan dari kawan yang ada di Universitas Muhammadiyah Surabaya. Nah, kami sekali lagi belum mendapat pengaduan dan laporan," ujar dia. "Tetapi dari pemberitahuan itu kami mencari nama itu (RD dan IN)".
ADVERTISEMENT
Dari dua nama tersebut satu nama sudah pasti merupakan mahasiswa UGM. Dia adalah RD yang tercatat mahasiswa Fakultas Teknik UGM. Sedangkan IN, namanya tak tercatat di UGM.
Kasus joki ini terungkap pada Rabu (22/5). Panitia seleksi masuk FK UM Surabaya mengamankan empat orang yang menjadi joki. Dua di antaranya mengaku mahasiswa UGM.
Panitia seleksi masuk FK UM Surabaya awalnya curiga karena empat orang itu mengerjakan soal dengan sangat cepat. Jawaban soal itu disebarkan kepada peserta yang menggunakan jasa joki itu.