Rektor UII Ingatkan Jokowi: Rakyat Makin Cerdas

1 Februari 2024 15:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UII Prof Fathul Wahid  Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UII Prof Fathul Wahid Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Fathul Wahid mengingatkan Presiden Jokowi bahwa rakyat saat ini semakin cerdas.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan Fathul ketika menanggapi pertanyaan wartawan soal Jokowi yang dinilai makin menunjukkan keberpihakannya kepada salah satu paslon.
"Rakyat semakin cerdas, dan saya yakin rakyat akhirnya punya preferensi mana yang harus dipilih untuk menjamin bahwa Indonesia di masa yang akan datang menjadi bangsa yang lebih adil, sejahtera dan bermartabat," kata Fathul di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, Kamis (1/2).
Fathul mengatakan presiden seharusnya menjadi contoh yang baik kepada semuanya.
"Sisi etika sangat jelas, bahwa presiden berdiri di seluruh anak Indonesia, tidak boleh memihak, harus menjaga netralitas dan yang lebih penting lagi menjadi contoh semua aparatur negara," katanya.
UII menurut Fathul secara kelembagaan bersikap netral dalam Pemilu. Menurutnya siapa pun yang menang akan didukung selama mengikuti kontestasi secara sehat dan adil.
ADVERTISEMENT
"Semua warga negara yang dicalonkan mempunyai kesempatan harus kita dukung mengikuti kontestasi yang sehat, kontestasi yang adil, kontestasi yang jujur, siapa pun nanti yang jadi selama kontestasi adil harus kita dukung karena untuk kebaikan bangsa Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, siang tadi, civitas akademika Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menyampaikan pernyataan sikap Indonesia Darurat Kenegarawanan.
Pernyataan sikap ini dibacakan langsung oleh Rektor UII Prof Fathul Wahid dan dihadiri para guru besar, dosen, hingga mahasiswa di Kampus Terpadu UII di Jalan Kaliurang Km 14,5, Kabupaten Sleman, Kamis (1/2).
Salah satu poinnya adalah mendesak Presiden Joko Widodo untuk kembali menjadi teladan dalam etika dan praktik kenegarawanan dengan tidak memanfaatkan institusi kepresidenan untuk memenuhi kepentingan politik keluarga melalui keberpihakan pada salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden. Presiden harus bersikap netral, adil, dan menjadi pemimpin bagi semua kelompok dan golongan, bukan untuk sebagian kelompok.
ADVERTISEMENT