Rektor UII soal Gelar Profesor: Sekelompok Orang Hanya Kejar Status

19 Juli 2024 9:17 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UII Prof Fathul Wahid. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UII Prof Fathul Wahid. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor UII Fathul Wahid mengeluarkan surat edaran yang berisi meminta gelar lengkapnya seperti profesor dan lain sebagainya tak perlu ditulis kecuali untuk ijazah.
ADVERTISEMENT
Fathul menjelaskan ini merupakan langkah personalnya. Dia tak memaksa orang lain untuk mengikuti langkahnya.
"Saya mencoba menjadikan ini sebagai gerakan kultural, ya katakanlah gitu, kalau ini bersambut maka itu akan sangat baik," kata Fathul melalui sambungan telepon.
Fathul ingin jabatan profesor ini dianggap sebagai amanah. Dia tak ingin ada sekelompok orang termasuk politisi dan pejabat hanya sekadar mengejar jabatan profesor.
"Ada lah sekelompok orang termasuk para politisi dan pejabat itu mengejar-ngejar jabatan ini. Karena yang dilihat tampaknya lebih ke status ya. Bukan sebagai tanggungjawab, amanah," bebernya.
Fathul menjelaskan latar belakang menghilangkan gelarnya di berbagai dokumen. Menurutnya upaya itu sudah dia lakukan sejak lama.
"Sebetulnya upaya itu sudah saya lakukan sejak lama, sejak saya diangkat profesor, karena kami menganggap itu kan terkait dengan jabatan akademik, yang lebih banyak punya tanggungjawab daripada berkah," kata Fathul.
ADVERTISEMENT
Gelar tersebut memiliki tanggung jawab akademik dan moral. Sehingga menurut Fathul itu tidak relevan untuk dicantumkan di dalam dokumen-dokumen.
"Termasuk dalam kartu nama dan lain-lain," bebernya.