Rektor Unhas Bentuk Tim Khusus Dalami Konflik 7 Guru Besar vs Dekan FEB

4 November 2022 14:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Unhas Prof  Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Foto: unhas.ac.id
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unhas Prof Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc. Foto: unhas.ac.id
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Profesor Jamaluddin Jompa membentuk tim khusus untuk mendalami pengunduran diri dari tujuh guru besar pengajar program doktoral di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya disebutkan bahwa mereka kompak mengundurkan diri sebagai pengajar karena kecewa dengan kepemimpinan Dekan FEB Profesor Abdul Rahman Kadir yang dianggap otoriter dan terlalu mengintervensi para dosen.
Rektor Jamaluddin mengatakan, tim yang dibentuk dipimpin langsung oleh DrAndi Kusumawati sebagai Ketua Satuan Pengawas Internal Unhas. Ia memiliki beberapa anggota yang bertugas untuk mendalami kekisruhan yang terjadi.
"Sebenarnya itu tim biasa aja. Tim internal kami, untuk mendalami secara lebih komprehensif," kata Jamaluddin Jompa saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (4/11) siang.
Jamaluddin membeberkan, masalah ini sebenarnya sudah ada kesepakatan untuk berdamai. Ketujuh guru besar itu pun telah dipertemukan dengan Dekan FEB. Tapi untuk lebih menyelesaikan persoalan ini, dibentuklah suatu tim pendalaman.
"Karena kemarin, kan, sudah ada kesepakatan bersama. Supaya ini tidak terjadi lagi di masa mendatang, maka kami bentuk tim pendalaman," jelas Jamaluddin.
Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar. Foto: unhas.ac.id
Tugas dari tim ini adalah untuk mendalami lebih jauh permasalahan yang terjadi. Tim ini juga akan memberikan masukan agar persoalan di internal dan bahkan institusi tidak terjadi lagi ke depannya.
ADVERTISEMENT
"Semacam investigasi. Apa, sih, sebenarnya yang menjadi isu, kita mencari akar dari persoalannya. Apa yang salah, supaya kita perlu buat regulasinya ke depan. Dan juga bagaimana kemudian kita bisa hindari hal-hal yang kurang baik ke depan," beber Jamaluddin.
"Ini bukan investigasi dalam bentuk kriminal, tetapi lebih dari pada pendalaman. Tim pendalaman isu ini, supaya tidak lagi terjadi demikian," tambahnya.
Dekan FEB Unhas Makassar Prof Dr Abdul Rahman Kadir. Foto: FEB Unhas
Belum Sepenuhnya Damai
Sebelumnya, salah seorang guru besar Unhas yang mengundurkan diri sebagai pengajar program S3, Profesor Idrus Taba, mengaku persoalan ini telah dimediasi Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa, dengan mempertemukan para guru besar dengan Dekan FEB.
Dalam pertemuan itu, ketujuh guru besar ingin berdamai dengan beberapa syarat. Seperti membawa kasus ini ke Senat Fakultas.
ADVERTISEMENT
"Dalam perdamaian ini, bukan berarti kami mengaku salah. Oh, tidak. Cuma kami itu menahan diri demi kebaikan institusi. Kami hormati rektor kami," kata Idrus.
Dosen FEB Unhas Prof. Dr. Muhammad Idrus Taba, M.Si. Foto: FEB Unhas
"Kami setuju, tetapi selesai secara institusi, karena sudah terjadi seperti ini dan sudah banyak informasi yang disampaikan bahwa dosen tidak mau mengajar karena persoalan etik dan lain-lain. Ini harus diselesaikan di Senat Fakultas. Rektor setuju," tambahnya.
Perdamaian itu dituangkan dalam surat pernyataan tertanggal 2 November 2022.
Pengunduran diri sebagai pengajar program S3 ini dilakukan, kata Idrus Taba, semata-mata untuk menyelamatkan institusi. Sehingga ia berharap agar Senat Fakultas nantinya dapat memberikan hasil terbaik. Apabila persoalan ini tidak diperbaiki, maka ia tetap melanjutkan pengunduran diri untuk tidak mengajar.
ADVERTISEMENT
"Kami mundur dulu untuk memperbaiki institusi. Untuk saat ini, kami masih mengajar, tapi yang kami maksud semester depan. Tetapi, kami tunggu dulu perkembangannya dari hasil Senat Fakultas. Apabila nanti ditemukan titik terbaik, saya kira bisa aja ditarik pengunduran diri. Tapi kalau tidak kami tetap mundur," tandasnya.
Tujuh guru besar FEB Unhas yang mundur sebagai pengajar adalah: