Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Relawan Ganjar-Mahfud Dianiaya, Nusron Wahid Minta Introspeksi Cara Berkampanye
1 Januari 2024 19:07 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Nusron Wahid, turut buka suara terkait kasus penganiayaan yang diterima relawan Ganjar-Mahfud oleh aparat TNI di Boyolali, Jateng.
ADVERTISEMENT
Menurut dia, kasus ini sebaiknya dijadikan pembelajaran atau introspeksi diri dalam tata cara berkampanye sembari mempercayakan proses hukum yang berlaku.
Hal ini disampaikan Nusron Wahid dalam merespons pernyataan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, yang mengaitkan kasus tersebut dengan posisi capres 02 Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan. Meski demikian, ia mengutuk keras penganiayaan tersebut.
"Pertama, kami juga mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan siapa pun, dan apa pun alasannya kepada sesama anak bangsa. Kami tidak mentolerir perilaku tersebut" jelas Nusron, Senin (1/1).
Menurut Nusron, isu penganiayaan ini sebaiknya tetap dijaga sebagai kasus hukum dan tidak mengaitkannya dengan politik.
“Mari kita percayakan pada proses hukum yang ada. Sebaiknya semua pihak tidak mengaitkan dengan isu netralitas TNI terhadap Paslon tertentu. Tidak perlu menarik-narik TNI ke dalam politik praktis. Yang kami dengar, Ini murni reaksi dari oknum TNI yang melakukan tindakan berlebihan atas respons relawan paslon tertentu yang berbuat gaduh dan mengganggu kenyamanan masyarakat secara umum.” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Berkaca pada kasus ini, Nusron berharap semua pihak dapat menahan diri, terutama saat berlangsungnya masa kampanye. Baginya, kenyamanan dan ketertiban menjadi tujuan utama dalam menarik hati masyarakat pemilih. Ia mengambil contoh kegiatan kampanye di Pati dan Boyolali yang dianggapnya berlebihan dan mengganggu kenyamanan.
“Yang terjadi di Pati beberapa pekan lalu, sekarang Boyolali, merupakan bentuk kampanye partai dan paslon tertentu yang berlebihan, menciptakan kebisingan dan ketidaknyamanan masyarakat umum. Berbagai peraturan lalu lintas juga tidak ditaati dengan baik, sehingga mengganggu pengguna jalan yang lain.” ujar Nusron.
Ia juga menyebut pernyataan Hasto berlebihan karena mengaitkan penganiayaan tersebut dengan posisi Prabowo sebagai Menteri Pertahanan yang berlatar militer. Nusron justru menyebut kejadian ini sebagai kesempatan introspeksi dalam tata cara berkampanye.
ADVERTISEMENT
“Pak Hasto sebaiknya juga tidak berlebihan dalam menarik kesimpulan, seperti drama sinetron yang mendayu-dayu,” kata dia.
“Sebaiknya juga introspeksi dan menasihati relawan dan pendukungnya agar menjaga sopan santun dan tata krama dalam berkampanye, supaya tidak terulang ulang kejadian di Pati, di mana Ketum PSI Mas Kaesang digeruduk dengan menggunakan sepeda motor pakai knalpot keras. Hal yang sama juga di Boyolali,” lanjut Nusron.
Hasto sempat menyesalkan terjadinya tindak kekerasan dan penyiksaan yang dilakukan oknum TNI terhadap relawan Ganjar-Mahfud di Boyolali. Ia menduga tindak kekerasan dari oknum TNI tersebut karena ada elemen-elemen di dalam TNI yang jadi simpatisan Prabowo karena sama-sama berlatar belakang militer.
(IK)