Remaja 15 Tahun Pembunuh Bocah Juga Baca Novel My Psychopath Boyfriend

12 Maret 2020 14:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait (kanan) usai bertemu remaja 15 tahun yang membunuh bocah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait (kanan) usai bertemu remaja 15 tahun yang membunuh bocah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
ADVERTISEMENT
Remaja 15 tahun pembunuh bocah 5 tahun di Jakarta Pusat tengah diisolasi di RS Polri, Jakarta Timur. Direktur Jenderal Rehabilitasi Sosial, Harry Hikmat, dan Ketua Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) Arist Merdeka Sirait menjenguk tersangka di ruangan isolasi.
ADVERTISEMENT
Usai menjenguk, Harry mengatakan sempat berbincang dengan tersangka. Dari perbincangan itu, diketahui remaja itu memiliki kebiasaan membaca novel hingga menonton film sehingga membentuk sebuah karakter diri.
"Patut diduga, anak ini sudah terbentuk karakternya karena dia sudah melihat secara intensif berita maupun kejadian bahkan film plus media lain. Tadi dia juga sebut ada novel 'My Psychopath Boyfriend' ternyata dia pelajari dan dia suka sekali," tutur Harry tanpa menyebutkan pengarang novel itu, di RS Polri, Jakarta, Kamis (12/3).
"Apalagi pada boneka Chucky. Dia pingin sekali punya boneka itu, 'saya ingin ngobrol dengan dia (boneka Chucky)'," lanjut dia.
Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait (kanan) usai bertemu remaja 15 tahun yang membunuh bocah di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan
Harry mengatakan, pihaknya memposisikan remaja perempuan 15 tahun itu sebagai korban dari orang dewasa. Sebab, kata dia, perilaku remaja itu dipengaruhi oleh pola asuh hingga lingkungan yang kurang sehat.
ADVERTISEMENT
"Pada akhirnya kita harus berpikir korbanya anak, pelakunya anak. Si pelaku kita posisikan sebagai korban juga. Korban dari orang dewasa. Mungkin selama ini kurang tepat dalam mengasuh dengan kondisi lingkungan yang kurang sehat dan mengalami suatu kondisi perceraian orang tua," ucapnya.
Harry berharap agar pihak kepolisian dapat mempertimbangkan posisi remaja itu sebagai korban. Menurutnya, tak menutup kemungkinan remaja itu akan direhabilitasi.
"Ada hal tertentu yang harus digali oleh polisi melalui analisis forensik. Sekarang tahapannya masih intensif dengan menghadirkan psikolog. Kami percaya polisi profesional. Mudah-mudahan akan jadi bahan pertimbangan sampai masuk tahap peradilan. Bisa saja (direhabilitasi), tergantung keputusan hasil peradilan," tutur Harry.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait mengungkapkan remaja itu mengaku menjauhkan diri dari lingkungan sosialnya lantaran terlalu bergantung pada gadget yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
"Saya tanya secara serius bahwa dia sudah menarik diri dalam lingkungan sosialnya, dia tidak lagi akrab dengan teman-teman di kampung. Itu ciri-ciri anak yang tergantung dengan gadget," kata Sirait.
Sebelumnya, polisi mengungkapkan, tersangka kerap menonton film horor dan thriller, seperti Chucky dan Slenderman. Film-film inilah yang menginspirasinya tersangka dalam membunuh tetangganya itu.
Tersangka membunuh bocah dengan merendamnya di kamar mandi rumahnya di kawasan Sawah Besar, Jakarta Pusat. Usai membunuh, tersangka menaruh bocah itu di lemari.
Keesokan harinya, tersangka datang ke Polsek Taman Sari untuk menyerahkan diri dan menceritakan semua hal yang dilakukannya. Kasus ini lalu dilimpahkan ke Polsek Sawah Besar.