Remaja Diduga Tewas Ditendang Polisi, Polda Sumut: Bila Terbukti, Kami Tindak

17 Maret 2025 13:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Polda Sumut. Foto: Polda Sumut
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Polda Sumut. Foto: Polda Sumut
ADVERTISEMENT
Polda Sumut buka suara terkait tewasnya remaja bernama Pandu Brata Syahputra (18) di Kabupaten Asahan. Tewasnya Pandu ini dilaporkan ke Polres Asahan atas dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh oknum polisi.
ADVERTISEMENT
Kasubbid Penmas Polda Sumut Kompol Siti Rohani menuturkan pihaknya terbuka atas laporan tersebut. Laporan tersebut juga sedang diproses.
“Ya kalau memang ya, kita kan dapat informasinya seperti itu ya (membuat laporan), terus kalau memang keluarga buat laporan. Ya silakan saja, akan diproses semua akan dicari, diselidiki buktinya apakah benar akibat ini pemukulan anggota atau memang kita sampaikan kemarin indikasi sakit lambung,” kata Siti saat dikonfirmasi, Senin (17/3).
“Silakan aja, kami juga nggak boleh membatasi membuat laporan,” jelasnya.
Siti bilang, pihaknya akan memproses laporan tersebut secara profesional. Bila terbukti ada aksi penganiayaan yang dilakukan oleh personelnya, Polda Sumut siap bertindak tegas.
“Akan kita selesaikan secara profesional dan kalau ada personel terbukti melakukan pelanggaran pasti kita tindak tegas,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Polda Sumut terbuka terhadap hasil penyelidikan,” sambungnya.

Jasad diautopsi

Pada Minggu (16/3) kemarin, jasad Pandu diautopsi.
“Iya (diautopsi), kemarin (Minggu, 16 Maret). Nanti kalau ada perkembangan saya kabari ya,” kata Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi.
Kasus ini berawal saat Pandu dikejar lalu diamankan oleh polisi pada Minggu (9/3) lalu. Mulanya, polisi mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa sekitar 50 orang hendak melakukan balap liar.
Polisi pun turun ke lokasi. Mereka membubarkan kerumunan tersebut. Setelah itu, polisi pun berpatroli.
Polisi lalu memergoki Pandu dan 3 temannya berboncengan dalam 1 motor. Pandu duduk paling belakang.
Motor yang mereka kendarai pun melaju dengan kecepatan tinggi dan berjalan zigzag. Pandu pun melompat dan jatuh dari motor.
ADVERTISEMENT
“Yang bersangkutan melompat ke arah kanan dan terjatuh telungkup ke tanah lalu Pandu Brata mencoba melarikan diri dan terjatuh lagi telungkup ke tanah,” kata dia.
“Pada saat itu ditemukan pelipis sebelah kanan terluka dan mengeluarkan darah karena jatuh,” sambungnya.
Lalu, Pandu pun dibawa ke Polsek. Lalu, ia dites urine dinyatakan positif menggunakan narkoba. Pandu pun dijemput oleh pihak keluarga.
Lalu, pada Selasa (11/3), Pandu meninggal dunia. Saat itu disebut-sebut bahwa Pandu meninggal dunia lantaran ditendang polisi. Namun, polisi sudah mengklarifikasi hal tersebut dan mengeklaim pihak keluarga sudah menerima penjelasan tersebut.
Lalu, pada Sabtu (15/3), keluarga membuat laporan polisi terkait tewasnya Pandu.
Belakangan diketahui, laporan masyarakat ternyata keliru. Sebab, 50 orang tersebut hendak balap lari. Bukan balap liar. Pandu juga merupakan atlet lari.
ADVERTISEMENT