Remaja Jepang Gugat Pembatasan Main Game Satu Jam Sehari

15 Mei 2020 16:36 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bermain game Nintendo Switch. Foto: AFP/Kazuhuri Nogi
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bermain game Nintendo Switch. Foto: AFP/Kazuhuri Nogi
ADVERTISEMENT
Seorang remaja di Jepang melayangkan gugatan kepada pemerintah prefektur Kagawa. Alasannya, pemerintah prefektur mengimbau anak-anak hanya boleh main game sejam setiap hari.
ADVERTISEMENT
Diberitakan AFP, Jumat (15/5), remaja 17 tahun yang hanya ingin dipanggil Wataru itu mengumpulkan donasi dari internet untuk melayangkan gugatan. Dia juga mendapatkan dukungan dari ibunya sendiri dan seorang pengacara.
Wataru memprotes imbauan pemerintah prefektur Kagawa bahwa anak-anak hanya boleh main video game sejam sehari di hari sekolah. Sementara di hari libur, mereka boleh main 90 menit sehari.
Pemerintah Kagawa juga mengimbau anak-anak usia 12 hingga 15 tahun untuk tidak menggunakan smartphone di atas jam 21.00, sementara anak usia 15 hingga 18 tahun hanya boleh sampai jam 22.00.
Ilustrasi bermain game Nintendo Switch. Foto: AFP/Kazuhuri Nogi
Walau ini hanya imbauan dan tak ada mekanisme penegakan peraturannya, namun Wataru mengatakan pemerintah telah mencampuri urusan pribadi.
"Seberapa lama anak-anak boleh bermain game atau pakai smartphone adalah peraturan yang dibuat di setiap keluarga, bukan oleh pemerintah," kata Wataru.
ADVERTISEMENT
"Saya kira salah jika pemerintah mencampuri urusan keluarga," lanjut dia lagi.
Dia juga mengatakan imbauan itu tak memiliki dasar ilmiahnya. "Mereka mengatakan main game penyebab anak-anak bolos dan kecanduan permainan," kata Wataru.
"Tapi malah sebaliknya -- anak-anak bolos bisa jadi karena masalah di sekolah dan bagi sebagian orang main game adalah pelampiasan satu-satunya," tambah dia.
Wataru tak sendiri, ada hampir 600 orang yang menandatangani petisi menentang imbauan yang dikeluarkan pada Januari itu.