Rendra Si Penghina Nabi Muhammad Mengaku Sering Dapat Bisikan Gaib

27 April 2018 20:04 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Ringkus Pelaku Penghinaan Nabi Muhammad (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Ringkus Pelaku Penghinaan Nabi Muhammad (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Rendra Hadi Kurniawan, pria pelaku penghinaan Nabi Muhammad SAW dalam vlog-nya, telah menjalani observasi awal pemeriksaan psikologis. Menariknya, pelaku mengaku sering mendapat bisikan gaib religius sejak lama.
ADVERTISEMENT
"Selama observasi. Kita memastikan ada tidaknya penyakit saraf atau trauma yang menyertai. Adakah riwayat gangguan jiwa? Apa yang dia lakukan seperti itu (penghinaan nabi) karena gangguan jiwa?," ujar Psikiater RS Bhayangkara Polda Jatim dr. Agnes M. Haloho, SpKJ kepada kumparan, Jumat (27/4).
Agnes mengungkapkan, pemeriksaan psikologis pelaku untuk memastikan gangguan kejiwaan pada dirinya kemungkinan bisa diketahui lebih cepat. Pasalnya, yang bersangkutan diduga tidak pernah mengalami kelainan organik pada otak ataupun trauma kepala.
"Kemungkinan dua sampai tiga hari. Kita tunggu sampai gejalanya muncul semua. Itulah tujuan kami lakukan observasi awal ini," ujar Agnes.
Psikiater alumnus spesialis kejiwaan Unair ini mengungkapkan, Rendra mengaku sering mendengar bisikan di pikirannya sejak tahun 2014. Hal itu yang kemudian dicurigai sebagai pemicu bagi pelaku untuk berbicara ngawur dan seringkali mudah mengamuk atau mengumpat.
ADVERTISEMENT
"Halusinasi ini yang sedang kita lihat kecenderungan psikis pasien," ujar Agnes.
Oleh orang tuanya, Rendra juga sempat dibawa ke Rumah Sakit (Jiwa) Menur guna berkonsultasi psikologis. Namun, Rendra urung mendapat terapi lantaran penolakan dari dirinya. "Orang aku bukan orang gila ngapain diperiksa ke Menur," ujar Agnes menirukan kekesalan Rendra.
dr. Agnes M. Haloho, SpKJ (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. Agnes M. Haloho, SpKJ (Foto: Phaksy Sukowati/kumparan)
Agnes menambahkan, Rendra masih bisa nyambung saat diajak berkomunikasi dan berbicara layaknya manusia biasa. Hanya saja, pembicaraannya mulai menyimpang saat membahas hal-hal yang berkaitan dengan relijiusitas atau agama.
"Kalau kita tanya A dijawab C itu tidak seperti itu. Dia tetap nyambung kalau ditanya ataupun berbicara seperti begini," ujar Agnes.
Rendra mulai sensitif saat dirinya memulai pembicaraan yang berkaitan dengan keyakinannya dan pemahamannya tentang agama. Padahal, ucapan yang terlontar darinya tidak dibenarkan.
ADVERTISEMENT
"Dia bicara berbagai hal mulai soal sembahyang, solat, nabi yang atas pemahamannya sendiri yang menyimpang. Tapi saat diluruskan malah semakin marah. Dia merasa dirinya benar," ujar Agnes.
Rendra yang menolak argumennya dibantah, justru menuduh lawan bicaranya tidak mengerti apa-apa. "Saat diingatkan dan diluruskan penyidik soal agama misalnya, dia malah menganggap dirinya lebih tahu dan tinggi ilmunya dari penyidik itu," ujar Agnes.
Halusinasi yang sering dialami Rendra ini yang diduga pula mendorong pelaku membuat konten atau posting di sosial media yang justru menistakan agama terutama Nabi Muhammad junjungan umat muslim.