Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Rentetan Kontroversi Menteri Israel Ben Gvir yang Memicu Ketegangan
15 Agustus 2024 13:57 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben Gvir, dikenal sebagai salah satu tokoh paling kontroversial di Israel. Yang terbaru, ia kembali memicu ketegangan di kawasan Al-Aqsa pada Selasa (13/8).
ADVERTISEMENT
Dirangkum dari AP dan Reuters, berikut daftar tindakan Ben Gvir yang kerap memprovokasi konflik dan memantik kritik.
1. Provokasi di Kompleks Masjid Al-Aqsa
Ben Gvir memimpin ribuan pengikut dalam ritual keagamaan di kompleks Al Aqsa, salah satu situs paling sensitif di Yerusalem pada Selasa. Tindakan itu pun dianggap melanggar Status Quo yang telah lama disepakati dan meningkatkan risiko kekerasan.
Sebelumnya, pada Mei 2023, Ben Gvir melakukan kunjungan kontroversial ke situs yang sama sebagai bentuk protes terhadap pengakuan negara Palestina oleh tiga negara Eropa.
Langkah ini tidak hanya memperburuk hubungan dengan Palestina sekaligus menuai kecaman internasional karena dianggap provokasi yang dapat memperkeruh situasi di kawasan tersebut.
Lewat unggahan video di X, Ben Gvir tampak berada di halaman Al-Aqsa. Ia juga menyinggung soal perang Gaza. Israel, kata dia, harus memenangkan peperangan yang disebut warga dunia sebagai aksi genosida itu.
ADVERTISEMENT
"Kami harus memenangkan perang. Kami harus menang dan jangan pergi berunding di Doha atau Kairo," kata Ben Gvir.
2. Sejarah Kekerasan dan Rasisme
Sejak masa mudanya, Ben Gvir dikenal memiliki pandangan ekstremis. Ia telah dihukum delapan kali atas berbagai pelanggaran, termasuk rasisme dan dukungan terhadap organisasi teroris. Pandangan radikalnya bahkan membuat militer Israel melarangnya mengikuti wajib militer.
Salah satu insiden yang membuatnya terkenal adalah ketika ia memimpin aksi protes pada tahun 1995 dengan memecahkan ornamen kap mobil Perdana Menteri Yitzhak Rabin, beberapa minggu sebelum Rabin dibunuh oleh seorang ekstremis Yahudi.
3. Peran dalam Memicu Kekerasan di Al-Aqsa
Ben Gvir telah berulang kali terlibat dalam tindakan yang meningkatkan ketegangan di sekitar Masjid Al-Aqsa.
Sebagai seorang pemimpin ultranasionalis, ia sering memanfaatkan isu-isu sensitif di kawasan ini untuk tujuan politik, yang pada gilirannya memicu kekerasan dan bentrokan antara warga Palestina dan pasukan keamanan Israel.
ADVERTISEMENT
Tindakan provokatifnya di Al-Aqsa berkontribusi terhadap eskalasi konflik di wilayah tersebut.
4. Pengaruh Politik yang Kontroversial
Dalam jabatannya sebagai Menteri Keamanan Nasional, Ben Gvir memiliki pengaruh besar terhadap kebijakan keamanan Israel.
Ia dikenal mendorong tindakan keras terhadap pengunjuk rasa antipemerintah dan mendukung distribusi senjata api secara massal kepada warga Yahudi. Itu merupakan kebijakan yang memicu kekhawatiran akan meningkatnya kekerasan di antara warga sipil.
Sebagai mitra koalisi utama Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, Ben Gvir juga memiliki kekuasaan yang signifikan dalam menentukan arah kebijakan pemerintah.
5. Sikap Keras dalam Konflik Gaza
Ben Gvir adalah pendukung kuat perang berkelanjutan di Gaza. Ia menentang upaya mencapai gencatan senjata, meskipun ada tekanan dari komunitas internasional.
Menurutnya, tujuan perang seharusnya menghancurkan Hamas sepenuhnya, meskipun ini berarti memperpanjang konflik yang telah menimbulkan banyak korban jiwa dan memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza.
ADVERTISEMENT
Pandangannya yang keras sering kali berlawanan dengan suara-suara yang menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi.
6. Kritik Terhadap Pemimpin Dunia
Ben Gvir tak segan mengkritik pemimpin dunia yang tidak sejalan dengan kebijakan keras Israel.
Salah satu contoh yang menonjol ketika ia mengecam Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengancam akan menahan bantuan militer tertentu jika Israel menginvasi Rafah.
Dalam sebuah pernyataan di media sosial, Ben Gvir secara terbuka menyindir Biden, menunjukkan ketidakpeduliannya terhadap kritik internasional dan tekadnya melanjutkan kebijakan garis keras.