Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Repotnya Politik RI: Artis Tak Tonjolkan Visi-misi, Kader Bagus tapi Tak Populer
10 Juli 2024 0:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Beberapa pemilu terakhir, proses pemilihan 'dimeriahkan' dengan kehadiran kandidat dari kalangan artis. Misalnya saja di Pemilu 2024 ini, nama presenter sekaligus komika Marshel Widianto hingga Nagita Slavina muncul di bursa calon wakil wali kota dan wakil gubernur.
ADVERTISEMENT
Marshel diusung oleh Gerindra untuk maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi Riza Patria di Pilwalkot Tangerang Selatan. Sedangkan Nagita diusulkan oleh PKB untuk mendampingi Bobby Nasution di Pilgub Sumut 2024.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, menilai kemunculan artis di ajang politik kerap dianggap sebagai jalan pintas untuk memenangkan kontestasi. Sebab mereka dianggap sudah punya bekal magnet elektoral dengan popularitasnya.
"Meski dalam praktiknya, tidak ada jaminan popularitas akan mengunci kemenangan. Sudah banyak contoh kasus artis di pilkada yang keok dan kalah," ucap Adi kepada kumparan, Selasa (9/7).
Ia memberikan contoh, misalnya saja presenter Andre Taulany yang pernah mencoba maju di Pilkada Tangsel pada 2010 lalu mendampingi Arsid. Selain itu ada pula aktor kawakan Rano Karno yang pernah maju di Pilgub Banten. Dua-duanya kalah.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya memilih dan dipilih adalah hak politik semua orang. Namun, menurut Adi, kerap kali calon dari kalangan artis tak menonjolkan visi misi apa yang akan mereka bawa jika terpilih sebagai kepala daerah.
"Yang mengemuka hanyalah gimmick politik dengan tebar pesona jualan kecantikan, kegantengan, atau kelucuan saja. Hanya itu modal artis untuk menang," ucap Adi.
Adi menyebut, jika mau jujur, secara kapasitas maupun kompetensi, ada banyak kader partai yang lebih layak diusung untuk maju di pemilu. Sayangnya kerap kali mereka kalah populer sehingga harus menguburkan mimpi maju di pilkada.
"Tapi karena tak populer, karena tak cantik, karena tak ganteng, karena tak lucu sang kader yang kompeten itu harus mengubur mimpinya maju pilkada," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Adi mengakui, banyak partai yang mengalami krisis kader populer. Yang punya kemampuan bagus mungkin banyak, namun mereka masih kurang populer sehingga tak diusung untuk maju.
"[Mereka harus] aktif blusukan, rajin tampil di media, rajin bikin konten politik di medsos pribadinya [untuk menaikkan popularitas]," kata Adi.
Live Update
Gedung Glodok Plaza yang terletak di Jalan Mangga Besar II Glodok Plaza, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, terbakar, pada Rabu (15/1) malam. Kebakaran dilaporkan terjadi pada pukul 21.30 WIB. Api diduga bersumber dari lantai 7.
Updated 16 Januari 2025, 17:37 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini