Resah Konflik Ojol vs Opang, Warga Bandung Buat Spanduk Bebas Pilih Transportasi

9 September 2024 20:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
Spanduk pernyataan tentang bebas memilih moda transportasi di sejumlah titik di kawasan Pasir Impun, Bandung, Senin (9/9/2024). Foto: Robby Bounceu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Spanduk pernyataan tentang bebas memilih moda transportasi di sejumlah titik di kawasan Pasir Impun, Bandung, Senin (9/9/2024). Foto: Robby Bounceu/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Warga Pasir Impun, Kota Bandung diresahkan dengan konflik ojek online dan ojek pangkalan yang belakangan terjadi di daerah itu. Pada Jumat ( 6/9) lalu, polisi terpaksa turun tangan mendamaikan kedua pihak dan membuat perjanjian kerja sama.
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, warga bahkan telah memasang spanduk bertuliskan 'Bebas memilih moda transportasi apa pun'. Spanduk berukuran besar itu dipasang tepat di pinggir jalan.
Seorang warga Pasir Impun, Andi (34), mengatakan spanduk itu dipasang karena polemik ojol dan opang sudah tersebar luas. Dia bahkan pernah mendengar bahwa daerah yang ditinggalinya itu dikenal sebagai zona merah konflik ojol dan opang.
"Nggak tahu pastinya kenapa. Tapi saya pernah dengar awalnya kalau engga salah gara-gara ojek online bawa penumpang ke sini [Pasir Impun], setahu saya di sini zona merah," kata Andi saat ditemui wartawan di kawasan Pasir Impun, Senin (9/9).
Andi menyebut, tujuan spanduk itu juga sebagai penegasan bahwa daerah itu bukan milik kelompok tertentu. Dia berharap tak ada lagi konflik antara ojol dan opang.
ADVERTISEMENT
"Kalau menurut saya sih nggak apa-apa tapi nggak tahu kalau warga yang lain. Kalau bagi saya yang penting tertib aja maunya. Buat warga yang naik ojol juga aman," ungkapnya.
Diketahui konflik antara driver ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) di kawasan Pasir Impun, Kota Bandung, terjadi pada Jumat lalu (6/9). Mediasi dua pihak telah dilakukan secara tertulis disaksikan polisi, namun hingga hari ini konflik tersebut belum tuntas sepenuhnya.
Kapolsek Antapani Kompol Yusuf Tojiri mengatakan, masih ada pihak yang merasa belum puas dengan hasil mediasi. Oleh karena itu, langkah lanjutan pun diambil dengan melibatkan lebih banyak pihak.
“Namun tetap, masih ada yang belum puas, makannya kami dari Forkopimcam mengambil langkah-langkah, didukung oleh dari Polrestabes, dari Kesbangpol, dari Forkopimda lah. Kemudian dari tokoh masyarakat,” beber Yusuf.
ADVERTISEMENT