Respons BKSDA Jabar soal Harimau Jawa di Hutan Sukabumi Selatan

26 Maret 2024 10:43 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Harimau Jawa. Foto: Sigit Adhi Wibowo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Harimau Jawa. Foto: Sigit Adhi Wibowo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Panthera tigris sondaica atau yang dikenal harimau jawa dinyatakan punah sejak tahun 1980-an. Setelah dinyatakan punah puluhan tahun lalu, keberadaan harimau jawa kembali menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap temuan berupa sehelai rambut yang diduga merupakan jejak harimau jawa di Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jabar.
Hutan di Jampang Tengah, Sukabumi. Foto: Shutterstock
Menanggapi penelitian yang dilakukan oleh BRIN, Koordinator Humas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jabar, Eri Mildranaya, menilai penelitian yang dilakukan oleh BRIN merupakan produk akademis yang berisi informasi mengenai keberadaan harimau jawa.
"Sebagaimana informasi yang dirilis peneliti BRIN itu adalah informasi akademis penjejakan genetik," kata dia melalui pesan singkat pada Selasa (26/3).
Namun demikian, menurut Eri, diperlukan penelitian lanjutan untuk memastikan eksistensi harimau jawa seperti identifikasi tapak hingga genetik. Maka dari itu, pihaknya masih menunggu hasil dari penelitian lanjutan yang dilakukan oleh BRIN.
Museum Zoologi Bogor (MZB) milik BRIN menyimpan spesimen bulu harimau jawa 1930. Foto: Dok BRIN
"Kami pun masih menunggu arahan pusat. Sementara kita sama-sama tunggu, ya," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Eri tak menjelaskan secara lebih rinci tahapan dari penelitian yang dilakukan. Menurut dia, hal tersebut menjadi ranah dari peneliti BRIN. Kemungkinan, jika sudah lengkap, akan ada rilis resmi yang disampaikan oleh BRIN atau Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
"Yang memahami tahapan-tahapan akademis itu tentunya para peneliti, dalam hal ini BRIN," kata dia.
Ripi Yanuar Fajar (baju biru) yang mengaku bertemu harimau bersama Wirdateti (berjilbab, peneliti BRIN) dan tim di Sukabumi Selatan. Foto: Dok BRIN
Sebelumnya, peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN, Wirdateti, mengungkap adanya temuan sehelai rambut harimau jawa di pagar pembatas antara kebun rakyat dengan jalan Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan.
"Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau jawa yang dikabarkan telah punah, pada 19 Agustus 2019, malam. Ripi adalah seorang penduduk lokal yang berdomisili di Desa Cipeundeuy, Sukabumi Selatan, Jawa Barat,” ujar Wirdateti dalam siaran pers yang dimuat di web BRIN, Senin (25/3).
ADVERTISEMENT
Dari serangkaian analisis DNA yang telah dilakukan, Teti (sapaan akrab Wirdateti) dan tim menyimpulkan sampel rambut harimau yang ditemukan di Sukabumi Selatan adalah spesies Panthera tigris sondaica.
Helai rambut diduga milik harimau Jawa ditemukan di Sukabumi Selatan. Foto: Dok. BRIN
Spesies itu berada dalam kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930. Keyakinan itu diperkuat dengan ditemukannya bekas cakaran harimau di lokasi yang sama.
Hal itu membuat Teti melakukan observasi lebih lanjut. Identifikasi awal Teti bersama tim adalah melakukan studi perbandingan sampel rambut harimau yang ditemukan Sukabumi dengan spesimen harimau jawa koleksi MZB. Kemudian beberapa sub-spesies sampel harimau lain, yakni harimau bengal, amur dan sumatra, dan macan tutul jawa yang digunakan sebagai kontrol.