Respons BNPT soal Twit Taliban Rebut Kekuasaan Tak Demokratis Dikritik

30 Agustus 2021 16:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pejuang Taliban berjaga di sepanjang jalan di Herat, Afghanistan, pada 19 Agustus 2021. Foto: AREF KARIMI / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Pejuang Taliban berjaga di sepanjang jalan di Herat, Afghanistan, pada 19 Agustus 2021. Foto: AREF KARIMI / AFP
ADVERTISEMENT
Akun Twitter Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mendapat sorotan setelah membuat cuitan terkait Taliban rebut Afghanistan dengan cara tidak demokratis, sehingga Indonesia diminta waspada.
ADVERTISEMENT
Salah satu tokoh politik yang ikut menyoroti yakni Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
Terkait hal itu, Direktur Pencegahan BNPT Brigjen Pol Ahmad Nur Wahid enggan berkomentar banyak terkait cuitan tersebut. Dia hanya mengatakan, terima kasih atas kritikan yang datang.
“Terima kasih informasinya,” kata nur Wahid kepada kumparan, Senin (30/8).
BNPT lewat akun Twitternya menyebut Taliban tidak menggunakan proses demokrasi yang baik dalam merebut kekuasaan.
"Keberhasilan kelompok Taliban merebut kekuasaan di Afghanistan tidak melalui cara yang demokratis. Berkenaan dengan hal itu, para tokoh di Indonesia mengajak kita untuk meningkatkan kewaspadaan dengan berpegang teguh pada jati diri bangsa seperti 4 pilar kebangsaan,"' cuit BNPT dikutip Senin (30/8).
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Fadli Zon menyebut, banyak contoh praktik perebutan kekuasaan yang memang tidak demokratis. Seperti yang terjadi di Thailand, dan Myanmar oleh militer, yang akhirnya diakui juga oleh Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Tak usah jauh-jauh. Militer Thailand beberapa tahun lalu rebut kekuasaan dengan cara kudeta. Lalu 1 Februari 2021, militer Myanmar kudeta pemilu yang demokratis," ucap Fadli Zon dalam pesan singkat, yang ditulis juga di Twitter.