Respons Cak Imin soal Luhut Larang Prabowo Bawa Orang Toxic ke Pemerintahan

5 Mei 2024 15:22 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Foto: Luthfi Humam/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. Foto: Luthfi Humam/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, menanggapi ucapan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang meminta Prabowo Subianto tidak membawa orang toxic alias bermasalah ke dalam kabinet. Menurut Cak Imin, harapan itu tak hanya milik Luhut saja.
ADVERTISEMENT
"Ya toxic, bukan hanya harapan Pak Luhut," kata Cak Imin kepada wartawan saat ditemui di Makassar, Sulsel, Minggu (5/5).
Menurutnya, semua orang pastinya menginginkan orang-orang baik yang masuk ke dalam pemerintahan. Sehingga mereka bisa membantu kinerja presiden terpilih dalam memimpin Indonesia ke depan.
"Siapa pun ingin kepemimpinan kabinet yang baik ya. Jadi bagaimana kriterianya, saya kira semua orang juga mau," jelasnya.
Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dalam pembukaan Business Matching 2024 secara virtual pada Selasa (6/3/2024). Foto: Widya Islamiati/kumparan
Sebelumnya, Luhut memberi pesan kepada presiden terpilih Prabowo Subianto agar tidak membawa orang toxic alias bermasalah ke dalam kabinet. Menurutnya orang-orang semacam itu bisa merugikan.
"Kepada Presiden terpilih juga, saya katakan jangan membawa orang-orang toxic ke dalam pemerintahan Anda, karena itu akan sangat merugikan kita," tegasnya saat Jakarta Futures Forum, Jumat (3/5).
ADVERTISEMENT
Luhut menilai Prabowo akan melanjutkan transformasi ini dengan lebih baik. Dengan transparansi yang lebih baik diharapkan bisa menurunkan kasus korupsi di pemerintahan.
"Saya sangat yakin bahwa Presiden terpilih juga dapat melakukan banyak hal untuk membawa negara ini menjadi lebih baik di masa depan, dan dengan digitalisasi, peluang melakukan korupsi semakin rendah," imbuhnya.