Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Respons Depok soal Kasus Aktif Corona Tertinggi di Indonesia
6 Agustus 2021 11:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Satgas Penanganan COVID-19 Depok merespons pernyataan Prof. Wiku Adisasmito terkait data yang menyebutkan Depok merupakan daerah dengan kasus aktif corona terbanyak dan bahaya di Indonesia.
Juru bicara Satgas COVID-19 Depok Dadang Wihana membantah hal itu. Menurut dia, data kasus aktif corona di Depok tak sebanyak yang disebut oleh pemerintah pusat. Dadang bahkan berpendapat banyak terjadi gap data antara pemerintah pusat dan Kota Depok.
"Satgas (pemerintah) pusat kurang peka terhadap gap data yang semakin tinggi. Selisihnya kasus aktif mencapai 17.413 kasus data dari Depok dengan pusat," ujar Dadang, Jumat (6/7).
ADVERTISEMENT
Dadang menilai, data yang dirilis Prof Wiku kemarin adalah data yang belum mencerminkan data real di Kota Depok. Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok, telah meningkatkan testing dengan mengembangkan testing keliling.
Lebih lanjut, Dadang menyebut kondisi perbedaan data sudah disampaikan berkali-kali kepada Satgas Pusat. Bahkan dari 2020 dan secara simultan Satgas Kota Depok membenahi delay data dari Faskes dalam penginputan.
"PR (pekerjaan rumah) kita saat ini, ayo laksanakan rekonsiliasi data pusat dengan daerah, agar ada kesesuaian data, karena data digunakan untuk perhitungan zonasi daerah dan kebijakan," ungkap Dadang.
Dadang menjelaskan, ada 17 ribuan selisih kasus aktif antar pemerintah pusat dengan Kota Depok. Dia mencontohkan data kasus aktif di Kota Depok berdasarkan penghitungannya ada sebanyak 9.519. Sedangkan yang dirilis satgas pusat ada 27.389.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19, Prof. Wiku Adisasmito, mengungkap daerah dengan kasus aktif corona tertinggi. Kota Depok menjadi daerah paling bahaya di Indonesia apabila dilihat dari indikator tersebut.
"Secara nasional, 5 besar kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif tertinggi adalah Kota Depok dengan jumlah 27.389 kasus aktif, Kota Bekasi dengan jumlah 22.674 kasus aktif, Kota Bandung 15.151 kasus aktif, Kabupaten Bantul 14,760 kasus aktif, dan Tangerang Selatan 11.180 kasus aktif," kata Prof. Wiku dalam keterangan pers virtual, Kamis (5/8).