Respons Dirut TVRI Iman Brotoseno soal Playboy hingga Cuitan Bokep

29 Mei 2020 16:21 WIB
comment
11
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plantikan Dirut TVRI 2020-2022, Iman Brotoseno. Foto: Dok. Dewas TVRI
zoom-in-whitePerbesar
Plantikan Dirut TVRI 2020-2022, Iman Brotoseno. Foto: Dok. Dewas TVRI
ADVERTISEMENT
Dirut TVRI Iman Brotoseno diserang. Mulai dari isu pernah menjadi kontributor majalah dewasa Playboy hingga cuitan dia soal bokep alias film porno yang bisa menyatukan negeri.
ADVERTISEMENT
Sebagai pejabat publik, Iman santai saja menanggapi. Termasuk soal tagar yang sedang trending #BoikotTVRI.
Merespons hal itu, Iman dalam keterangan resminya mengklarifikasi soal tudingan pernah bekerja di majalah Playboy itu.
Dia menjelaskan, latar belakang sebagai pekerja seni, sutradara film, penulis, hingga fotografer menurutnya memiliki cara pandang serta bersikap yang berbeda dengan sebagian orang.
"Dalam tahun 2006 –2008 saya sering menjadi kontributor foto dan artikel tentang penyelaman di berbagai majalah, termasuk salah satunya pernah dimuat hanya satu kali, di majalah Playboy Indonesia, edisi September 2006 dengan judul 'Menyelam di Pulau Banda'. Tulisan ini fokus mengulas wisata bahari dan sama sekali tidak ada unsur pornografi," kata Iman, Jumat (29/5).
Dirut TVRI periode 2020-2022, Iman Brotoseno. Foto: Facebook/Iman Brotoseno
"Majalah tersebut, sangat berbeda dengan versi di luar negeri. Banyak penulis juga mengisi majalah tersebut dan banyak tokoh nasional juga yang diwawancara di Playboy Indonesia. Tentunya hal ini tidak menghilangkan integritas penulis dan tokoh yang bersangkutan, karena substansinya tidak terkait pornografi," sambung Iman.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dijelaskan Iman, sikap Dewan Pers merespons putusan MA yang memvonis Erwin Arnada (Pemred majalah Playboy Indonesia pada tahun 2010) menolak menyebut majalah Playboy melanggar pasal pornografi. Saat ini, ditegaskan Iman, Dewan Pers justru menilai putusan tersebut merupakan bentuk kriminalisasi pers.
Terkait twit soal bokep, Iman juga menyatakan, dalam era digital sekarang semua orang memiliki rekam jejak digital dan peristiwa masa lalu.
Sejak awal, dia mengaku tak pernah berbohong kepada publik.
"Semua bisa dilihat dalam jejak digital dan tidak ada kasus pelanggaran hukum di masa lalu. Saat itu netizen masih belum terpolarisasi dan belum terjadi perpecahan kubu aspirasi politik maupun ideologi seperti sekarang. Dalam percakapan itu yang juga melibatkan beberapa orang seperti pekerja seni termasuk saya, dapat saja menggunakan bahasa gurauan yang oleh pihak lain dapat dianggap sebagai hal serius," tutur Iman.
ADVERTISEMENT
Iman berpandangan, setiap orang memiliki rekam jejak masa lalu, termasuk bagaimana berbicara di media sosial. Bagi Iman, setiap orang tentu memiliki masa lalu, termasuk kesalahan yang dilakukan tanpa sengaja.
"Saat 14 tahun lalu, saya sebagai pekerja seni tidak menyangka bahwa, saya akan menduduki jabatan publik di TVRI. Saya bertanggung jawab atas apa yang sudah saya tulis di media sosial dan juga sikap saya sebagai warga negara. Bahwa di belakang hari ada yang mengungkap beberapa tulisan di jejaring sosial, setelah saya menjadi Direktur Utama LPP TVRI, terlepas dari adanya tujuan tertentu niatan sengaja membelokkan opini dan melakukan pembunuhan karakter-tentu merupakan fakta yang harus saya hadapi," sebut Iman.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan, apa yang diungkap masyarakat dianggapnya sebagai kritik dan masukan. Dia berharap semakin lebih baik ketika menyandang amanah sebagai Dirut TVRI, termasuk tata cara perilaku dan narasi di ruang publik.
ADVERTISEMENT
Iman berjanji akan fokus bekerja sebaik mungkin untuk kepentingan bangsa dan negara.

Prioritas di TVRI

Iman mengaku mulai menyelesaikan urusan internal yang sangat strategis yaitu menyelesaikan urusan tunjangan kinerja karyawan TVRI khususnya mengenai rapel tunkin (tunjangan kinerja) yang merupakan hak karyawan.
Sebagaimana diketahui, polemik tunkin itu merupakan salah satu keluhan karyawan TVRI yang selama ini menjadi perbincangan.
Tak hanya itu, Iman mengatakan, dia juga sudah memulai penyelesaian jabatan struktural yang masih kosong guna memperlancar urusan penyelenggaraan TVRI.
"Ini menjadi prioritas saya agar sebagai media Lembaga Penyiaran Publik TVRI dapat segera meningkatkan karyanya agar semakin maju berkarya, semakin bermanfaat untuk publik, bangsa dan Negara kesatuan Republik Indonesia serta membawa kemajuan manajemen dan kesejahteraan pegawai. Saya berpedoman, bahwa jauh lebih penting untuk bekerja dan mewujudkan janji saya dalam membawa TVRI ini menjadi lebih maju ke depannya," tandas Iman.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.